SEMARANG[SemarangPedia] – Pembangunan proyek pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang terus dikebut, sebagai upaya untuk dapat selesai lebih cepat dan diharapkan bisa beroperasi Maret 2018.
Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Ahmad Yani, Toni Alam mengatakan hingga saat ini proges pembangunan pengembangan A Yani sudah berjalan, meliputi pembangunan terminal, apron dan landasan pacu (runway).
Menurutnya, dengan adanya proyek pengembangan itu aktivitas Bandara Internasional A Yani diharapkan bakal mampu menampung dan melayani lebih banyak penumpang pembangunan bandara yang berkonsepkan floating airport ini, membutuhkan dana Rp2.075 triliun dengan 31,33% anggaran sudah terserap atau sekira Rp650,09 triliun
“Pembangunan Bandara A Yani terdiri dari 5 paket dan saat ini, 2 paket di antaranya sudah rampung,” ujarnya, Rabu. (22/11)
Paket pekerjaan yang telah rampung, lanjutnya, di antaranya pembangunan jalan dan akses, serta paket kedua pembangunan apron dan taxiway. Sementara untuk paket ketiga pembangunan terminal yang memiliki anggaran Rp930,2 miliar sedang berjalan.
Sementara untuk paket 4, yang terdiri dari bangunan penunjang, saat ini masih dalam proses tender di kantor pusat Angkasa Pura I. Berdasarkan perencanaan, paket 4 dapat selesai keseluruhan pada Mei 2019.
Paket 4 itu, dia menambahkan tinggal pembangunan gedung, karena jalan sudah selesai dan diharapkan tender bisa segera selesai sehingga awal Desember mendatang paket 4 sudah bisa berjalan proyeknya.
Sedangkan untuk pembangunan water management, yakni yang menjadi bagian paket 5 hingga saat ini masih dalam proses perencanaan. November ini diharapkan perencanaan segera rampung dan dilanjutkan pada proses tender, sehingga proyek bisa segera dikerjakan.
“Kita harapkan kontrak dan pekerjaan fisik sudah dapat berjalan pada Maret 2018. Ini schedulenya sangat ketat. Target November 2018 beroperasi, Namun bandara bisa dioperasikan lebih awal, meski belum selesai keseluruhan sudah bisa digunakan,” tuturnya.
Seperti diketahui bandara A Yani baru itu akan dibangun dengan luas terminal 58.652 m2 lebih luas dari bandara existing yang sebesar 6.708 m2. Sedangkan untuk Apron dibangun seluas 72.522 m2 lebih luas dari bandara existing seluas 29.032 m2.
Sementara untuk parkir kendaraan minimal satu lantai dengan luas 13.819 m2 dari tiga lantai yang ada dan gedung kargo minimal 774 m2.
Dengan demikian, kata Toni, untuk progres pembangunan, sampai sekarang dari total lima paket pengerjaan baru mencapai 31,339%.
Dengan pembangunan itu, lanjutnya, luas terminal penumpang baru kini menjadi sembilan kali lebih besar dari terminal lama.
“Dari yang awalnya luas terminal hanya 6.708 m2 kini diperluas menjadi 58.000 m2. Nilai kontrak pekerjaan kurang lebih Rp1,1 triliun,” ujarnya.