SEMARANG[SemarangPedia] – Ambisi Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang menjadi Rumah Sakit Syariah pertama di Indonesia akhirnya dapat terwujud, setelah Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan sertifikat penetapan RS Syariah.
Sertifikat penetapan RS Syariah dari DSN MUI diberikan kepada Dirut RSI Sultan Agung lslam, Masyhudi dalam ceremony “Tasyakuran penetapan RSI Sultan Agung sebagai RS Syariah” di Hall Direksi, akhir pekan lalu.
Rumah Sakit Syariah itu, merupakan sejarah baru dan pertama di Indonesia, dari sebelumnya telah dilakukan survei Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di RS Sultan Agung itu.
Survei DSN- MUI diakukan untuk mengecek kesiapan sertifikasi rumah sakit yang berlokasi di Jalan Raya Kaligawe Semarang itu pada Juni lalu.
Ketentuan bisa mendapatkan sertifikasi rumah sakit syariah, harus lulus dari sebanyak 13 standart yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI dengan 174 elemen penilaian.
Sekretaris Bidang Bisnis dan Wisata Syariah Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indononesia (MUI), Muhammad Bukhori Muslim mengatakan jika RSI Sultan Agung telah menenuhi persyaratan dan menjadi pilot project untuk rumah sakit syariah pertama di Indonesia, bahkan mungkin pertama di dunia.
Sesuai dengan Undang-Undang (UU), DPS harus direkomendasikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan DSN ini lembaga di bawahnya MUI, yang mengurus itu. konsep “Syariah” harus ada Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Dia menuturkan pihaknya akan terus mendorong semua elemen masyarakat, maupun pemerintah untuk meningkatkan, agar ekonomi syariah ini tidak hanya di lembaga keuangan saja. Tetapi juga memiliki ruang lingkup yang lebih besar, yakni ruang lingkup bisnis.
“Ini menjadi harapan besar, karena tuntutan halal life style masyarakat dunia sudah menjadi kebutuhan, bukan lagi sekedar ngomong. Tidak hanya di keuangan, tapi di semua bidang bisnis menuju ke arah halal life style,” tuturnya.
Saat ini, lanjutnya, MUI sudah ada fatwa terkait rumah sakit sesuai prinsip syariah. Dalam teknisnya, syariah tidak hanya meliputi pelayanan, tetapi seluruh aspek yang mencakup aspek ibadah dan lain-lain.
“Dengan demikian, ada standarisasi rumah sakit syariah dan sebanyak 173 elemen penilaian, serta dokumennya mencapai ribuan,” ujarnya.
Untuk kategori rumah sakit, dia menambahkan, makanan, obat, hingga persiapan orang meninggal dan seterusnya, tetap ada standarisasi.
“RSI Sultan Agung menjadi rumah sakit pertama di dunia untuk konsep pelayanan kesehatan berbasis Syariah. Kita juga mendorong rumah sakit lain di Indonesia yang memakai nama Islam segera melakukan sertifikasi Syariah,” ujarnya dalam rilisnya.
Acara oenyerahan sertifikat itu, dihadiri perwakilan MUI Jawa Tengah, Ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, H. Hasan Thoha, MBA, RS mitra RSI Sultan Agung, perwakilan beberapa rektor universitas dan tamu undangan lainnya.
Menurutnya, MUI akan memotivasi RS-terutama dengan identitas Islam-untuk segera melakukan pengajuan penilaian sertifikasi syariah kepada DSN- MUI.
Sementara Dirut RSI Sultan Agung, Masyhudi menuturkan untuk menjadi RSI Syariah ini membutuhkan waktu dan proses setidaknya dua tahun.
“Terdapat 51 persyaratan standar serta 173 elemen penilaian. Misalnya, terkait dengan keuangan di RS syariah ini juga harus ada akad syariah, seperti ijarah, mudharabah, serta murabahah. RS Syariah juga bukan hanya RS Islam saja. Namun RS milik pemerintah pun tidak tertutup kemungkinan bisa menjadi RS Syariah,” tuturnya.
Selain itu, dia menambahkan terkait dengan pelayanan pasien di RSI Sultan Agung, sudah menerapkan prinsip Islam. Misalnya pemasangan kateter sesuai gender, imbauan pemakaian hijab bagi pasien perempuan ketika akan divisite dokter laki-laki.
“Bahkan laundry juga diharuskan menggunakan prinsip syariah dan bahkan masih banyak elemen lain,” ujarnya.
Konsep syariah, lanjutnya, sudah menjadi kebutuhan masyarakat dan dianggap sangat penting. Bahkan syariah terkait dua hal selain ibadah dan muamalah.
Saat ini, RSI Sultan Agung berkategori kelas B yang sudah bisa melayani seluruh bidang spesialisasi, bahkan sub spesialisasi dengan total memiliki kapasitas 400 kamar inap yang didukung lebih dari 100 dokter spesialis. (rs)