SEMARANG[Kampusnesia] – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang akan menggelar diskusi Riset Sosial Budaya Menghadapi Perubahan Sosial, yang dijadwalkan Senin (11/12) di Hotel Normans, Jalan Teuku Umar 27 Semarang mulai puykul 08.00 WIB hingga selesai.
Diskusi itu akan menghadirkan tiga narasumber terdiri Prof Dr Susanto Zuhdi (Guru Besar Sejarah UI), Prof Dr Bambang Purwanto (Guru Besar Sejarah UGM), dan Prof Dr Suminto A Sayuti (Guru Besar UNY) dengan moderator Dr. Rediyanto Noor (Dekan FIB Undip).
Kegiatan itu bakal menarik untuk dibahas mengingat globalisasi yang bermula dari pengorganisasian arena sosial secara ekonomi dan politik di dunia ternyata membawa efek sampai ke sendi-sendi politik, ekonomi, budaya, dan kelembagaan.
Semua sendi tadi mau tidak mau harus mengikuti standar dan konsep global jika suatu negara tidak ingin ketinggalan dengan negara lain.
Kelembagaan negara dan politik yang feodalistik meski berubah menjadi demokratis, sistem ekonomi pun yang etatis meski bergeser menjadi liberal berdasarkan prinsip free-market. Begitupun terhadap konsep kekayaan, kepemilikan, dan kehidupan beragama semuanya harus transform menyesuaikan standar serta kriteria global.
Hal itu semua membawa konsekuensi, riset sosial budaya mesti beringsut me-reinventing cara pandang dan pendekatannya.
Di riset histerogafi misalnya, bisa jadi meski berubah moda risetnya dari sekadar merekonstruksi suatu peristiwa, tetapi riset yang menempatkan sejarah sebagai kompas ke arah perubahan.
Begitupun di studi-studi kebudayaan semacam riset bahasa, sastra, antropologi dan kepustakaan, jangan lagi menempatkan bahasa, sastra, manusia, dan kepustakaan hanya sebagai obyek dari suatu kepentingan atau idologi, tetapi harus beralih ke studi-studi progresif yang menjadikannya sebagai agensi memproduksi kebudayaan, makna, dan ideolegi yang bisa menjadi jembatan manusia makin adaptif terhadap perubahan.