Home > EDITOR'S CHOICE > Mempersiapkan Sarjana Komunikasi Siap Pakai

Mempersiapkan Sarjana Komunikasi Siap Pakai

Akhir-akhir ini, teknologi komunikasi semakin berkembang sangat pesat hingga berpengaruh terhadap pertumbuhan berbagai perangkat penerimanya, terutama peralatan mobile communication yang diproduksi kian canggih dengan berbagai fitur serta kemampuannya dalam penggunaan serta pemanfaatannya, seiring dengan perkembangan serta penggunaan internet sebagai media maya, yang juga sudah diakui keberadaannya sebagai salah satu media massa.

Sebelumnya internet, yang dimanfaatkan dengan fitur-fitur sosialnya seperti face book, Instagram, twiter dan lainnya lebih dianggap sebagai media komunikasi antar pribadi (jaringan pribadi) dan perorangan, kini kenyataannya pemanfaatannya sangat berkembang  dengan berbagai kreasi hingga akhirnya begitu cepat menjadi populer dengan istilah media sosial (medsos).

Pemanfaatannya pun juga beraneka ragam, mulai dari komunikasi antar pribadi, keluarga, komunitas, kelompok atau grup, bahkan kalangan bisnis. Tidak hanya itu yang bersifat negatif mulai bermunculan seperti menyebar ujaran kebencian, perekrutan anggota teroris, hingga yang sekarang sangat populer dengan penyebaran berita-berita hoax, yang sangat meresahkan masyarakat.

Hingga tidak mengherankan, jika saat ini perkembangan teknologi komunikasi sangat dibutuhkan bagi setiap orang, kelompok serta lembaga yang mulai menyadari fungsi komunikasi, meski sebelumnya dinafikan, sekarang semakin dielu-elukan, sehingga banjir informasi bagai air bah, setiap hari menerpa setiap anggota masyarakat.

Boleh jadi, kemampuan serta manfaat komunikasi saat ini sudah dianggap sangat penting, sehingga setiap orang , kelompok serta lembaga dan lainnya berupaya mengomunikasikan diri, kelompok, lembaga, bahkan kegiatan serta berbagai produk yang mereka hasilkan semakin marak dipublikasikan semaksimal mungkin. Seolah tidak mau ketinggalan, para elit pun terutama di kalangan politisi, baik mereka yang ingin memasuki dunia politik untuk meraih kekuasaan tidak hanya di legislatif, namun ekskutif juga terlihat getol melakukan komunikasi. Mereka tidak henti-hentinya mengumbar pernyataan apa pun, meski tidak sedikit justru menjadi bumerang dibuli, melalui berbagai media massa dengan menggunakan akun-akun pribadinya.

Semua itu, merupakan upaya untuk mewujudkan ambisinya dapat terwujud hingga mereka dapat semakin dikenal masyarakat dan kian populer, Mereka nampaknya sudah mengetahui berkomunikasi melalui berbagai media itu sangat bermanfaat bagi kepentingannya.

Menyadari hal itu, pengelola media massa konvesional baik media cetak atau pun elektronik juga beramai-ramai memanfaatkan jaringan internet dalam mendiversifikasi medianya, dengan ikut menciptakan media online, sekaligus untuk melengkapi berbagai produknya,  dari sebelumnya hanya mikliki media cetak kini mereka sudah dapat mengembangkan berbagai produk yang hasilkan termasuk yang terbaru media online.

Hal itu, dilakukan untuk memenuhi perkembangan tehnologi digital dan trend pembaca, saat ini terutama kalangan anak muda lebih semakin dekat dengan mobile communication, sehingga rendahnya minat baca mereka terhadap media massa konvesional, sebagian besar  karena mulai lebih memilih mengakses media massa on-line.

Melalui pemanfaatan internet pun, keterbatasan jangkauan media penyiaran (televisi dan radio) baik melalui gelombang VHF atau pun UHF, menjadi tidak terbatas dengan memanfaatkan radio ataupun television streaming, Youtube, bahkan  facebook serta instagram pun  mulai memperkaya fitur-fiturnya, agar mampu menampung static picture hingga motion picture dengan beragam kreasi.

Dampak lainnya berbagai media massa on-line pun bermunculan, mulai dari yang menunjukkan keseriusannya dengan mencantumkan kelembagaan lengkap dengan figur-figur penanggungjawabnya yang kredibel untuk menyakinkan pembaca, hingga yang sekedar membuatnya tanpa mencantumkan kelembagaan serta penanggungjawabnya, dan inilah yang sering memunculkan masalah serta menyulitkan lembaga-lembaga terkait, misalnya Dewan Pers untuk menegur serta menindaknya, bila melakukan berbagai kesalahan yang merugikan masyarakat.

Dengan melihat kenyataan tersebut, maka ada tantangan sekaligus pertanyaan terhadap para pengelola Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia saat ini di antaranya akan teruskah aktivitas akademik mereka hanya akan mempersiapkan lulusannya untuk siap tahu dengan cukup membekalinya berbagai teori (how to communicate)?, atau sebaliknya mereka akan merubah mindset, dengan mempersiapkan lulusannya agar mampu melakukan serta memanfaatkan berbagai media yang ada agar mampu mengomunikasikan berbagai hal secara komunikatif terhadap  khalayak (what to communicate about? ).

Laboratorium Terintegrasi

Melihat kenyataan itulah maka pilihan tepat bagi penyelenggara pendidikan Ilmu Komunikasi adalah mempersiapkan lulusannya agar mampu menjadi perencana, penganalisis, hingga melaksanakan komunikasi dengan berbagai media tersebut secara baik dan fungsional.

Pilihannya, selain bekerja sama dengan berbagai stakeholders, khususnya pengelola media serta berbagai lembaga komunikasi lainnya, juga menyediakan laboratorium media massa yang terintegrasi. Pilihannya tentu menggabungkan berbagai laboratorium media massa serta media lainnya yang sudah mereka miliki yang selama ini kurang efektif salah satunya karena kesulitan memperoleh frequensi, dengan menggabungkannya melalui on-line website, yang di dalamnya terisi dengan berbagai fitur, sehingga hasil praktikum yang memenuhi standard publikasi/jurnalistik baik yang dihasilkan oleh laboratorium media cetak, media on-line, radio, televisi, fotografi, bahkan periklanan dan public relations bisa terpublikasi secara terintegrasi melalui website on-line tersebut.

Melalui cara tersebut diharapkan para calon lulusan akan makin tertarik serta antusias menggunakan laboratorium yang tersedia, karena selama ini kegiatan praktek mereka jarang bisa terpublikasi. Bila selama ini sudah digunakan streaming, namun kenyataannya rendahnya akses masyarakat terhadapnya sering melunturkan antusiasnya.

Karena itu, terbangun serta terwujudnya website on-line sebagai media terintegrasi tersebut,  diharapkan juga merangsang para dosen serta tenaga kependidikan lainnya, untuk memanfaatkannya. Selain media itu akan bermanfaat untuk mempublikasikan karya-karyanya, termasuk hasil penelitian, bahkan para dosen pun bisa menugasi kepada mahasiswa pada matakuliah yang diampunya untuk membuat karya, baik tulisan serta karya lainnya untuk bisa dipublikasikan, dengan syarat memang pantas dipublikasikan melalui website on-line tersebut, karena kualitas laboratorium terintegrasi yang berupa website on-line itu juga akan berpengaruh pada kredibilitas Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi yang dikelolanya.

Singkatnya, ke depan kemampuan lulusan PT Ilmu Komunikasi untuk mengomunikasikan segala sesuatu secara apik, menarik dan akurat bisa mereka lakukan. Demikian pula dengan kemampuannya untuk menghadapi pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, sekaligus mampu memanfaatkannya secara maksimal.

Ke depan pilihannya tinggal mempersiapkan diri dengan baik, atau ditinggalkan para calon mahasiswanya, karena dianggap hanya mampu bicara tentang teori, tanpa pernah mampu mengaplikasikannya, alias menciptakan pengangguran terselubung.

* Artikel ini telah dibaca 259 kali.
Gunawan Witjaksana
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang. Pengamat komunikasi dan media.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *