SEMARANG[Kampusnesia] – Para mahasiswa asal IPG Temenggong Ibrahim Malaysia masih mengalami kendala ketika praktik mengajar di Indonesia, terutama dalam persoalan bahasa, meski masih serumpun bahasa Melayu.
Kalangan mahasiswa negeri tetangga itu kesulitan menangkap maksud para siswa SD Indonesia, karena adanya perbedaan arti beberapa kata dalam bahasa Melayu Malaysia dengan Bahasa Indonesia.
Faizah satu mahasiswa kampus keguruan milik pemerintah Malaysia itu menuturkan anak-anak SD Gayamsari 02 Semarang, justru lebih paham ketika diajak berbicara dalam Bahasa Inggris.
“Anak-anak justru lebih paham ketika saya berbicara dalam bahasa Inggris, “ ujarnya usai praktik mengajar di SD Gayamsari 02 Semarang dalam pelepasan peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Gedung Pusat Lantai 7, Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Semarang, Senin. (18/12)
Faizah merupakan salah satu dari sembilan mahasiswa asal IPG Temenggong Ibrahim yang praktik mengajar di tiga SD di Kota Semarang mencakup SD Supriyadi, SDN Gayamsari 02 dan SDN Sendangmulyo 04.
Para mahasiswa peserta PPL Internasional hasil kerja sama UPGRIS dan IPG Temenggong Ibrahim ini berada di Semarang selama dua minggu.
Dosen Pembimbing IPG Temenggong Ibrahim, Saiful Lizan mengatakan pihaknya sangat berterimakasih atas adanya Program PPL Internasional tersebut, sebab melalui kerja sama ini, para mahasiswanya dapat belajar dan mengajar di negara lain.
“Mereka dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik, meskipun berbeda latar belakang bahasa dan budaya. Ini tentu akan meningkatkan mental dan karakter mereka dalam mengajar kedepannya,” tuturnya.
Menurutnya, dengan program PPL yang telah dilaksanakan ini, ada dampak besar yang diperoleh oleh mahasiswa PPL Internasional dari IPG Temenggong Ibrahim, di antaranya kematangan ilmu, sistem dan penguatan karakter mahasiswa.
“Kami juga mempelajari cara belajar dan kurikulum di Indonesia, yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan di Malaysia. Ini tentu menjadi pengalaman yang baik untuk kita,” ujarnya.
Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum mengatakan para mahasiswa peserta PPL Internasional tersebut merupakan ”kunjungan” balasan setelah mahasisa UPGRIS melaksanakan praktik mengajar di negara Malaysia beberapa waktu lalu.
“Mereka belajar banyak tentang sistem pendidikan di Indonesia dan kami juga banyak memperkenalkan wisata di Semarang dan Jawa Tengah,” tutur Muhdi.
Dia mengharapkan kerja sama antara UPGRIS dan IPG Temenggong Ibrahim Malaysia, bisa terus ditingkatkan, termasuk di bidang pertukaran dosen, seminar internasional hingga penelitian bersama.
Sementara itu, dalam acara pelepasan tersebut puluhan siswa dari tiga SD yang menjadi tempat praktik mahasiswa menampilkan berbagai kesenian. Turut tampil dalam pentas seni para peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) SM3T.
Pada akhir acara, para mahasiswa IPG Temenggong Ibrahim juga ikut menampilkan berbagai kreasi budaya asal negara mereka. (rs)