SEMARANG[Kampusnesia] – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Pecinta Alam (Makupala) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang mengirimkan seorang peserta pendidikan dan latihan (diklat) panjat tebing pada Sekolah Panjat Tebing Skygers.
Makupala sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan Stikom Semarang hanya mengirim satu peserta, dari alokasi yang diberikan Sekolah Panjat Tebing Skyg sebanyak lima orang, akibat terbatasnya biaya.
Diklat panjat tebing yang diselenggarakan oleh Sekolah Panjat Tebing Skygers lembaga diklat pecinta alam yang dikelola para mantan aktivis pecinta alam dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu akan berlangsung di kawasan pegunungan Pabesan Padalarang Jawa Barat pada 19 – 23 Desember mendatang.
Ketua Makupala Stikom Semarang Tri Rizkiono mengatakan sebenarnya Makupala Stikom memperoleh kesempatan untuk mengirimkan sebanyak lima peserta untuk mengikuti kegiatan diklat di PaDALARANG ITU, namun, karena keterbatasan biaya akhirnya diputuskan hanya mengirim seorang peserta yakni Rio Anggala, mahasiswa semester III STIKOM Semarang.
Rion peserta yang diirimkan ke Diklat itu, lanjutnya, diharapkan setelah sepulang dari diklat dapat menularkan kemampuannya kepada para aktivis Makupala, terutama kepada para juniornya.
“Kemampuan memanjat dan turun dari tebing terutama yang posisi kemiringannya mendekati atau bahkan posisinya 90 derajat atau tegak lurus sangat penting,” ujarnya kepada Kamousnesia.co,m di Semarang, Sabtu. (16/12)
Menurutnya, lembaga penyelenggara diklat itu dari informasi yang selama diperoleh menjadi aktivis pecinta alam sangat bonafid sekali, sehingga begitu Makupala mendapat undangan langsung pihaknya memtuskan untuk ikut mengirimkan peserta.
“Bahkan Pimpinan Stikom Semarang sangat mendukung dan mengijinkan permohonan pengiriman peserta diklat itu, meski yang disetujui masih hanya seorang,” tuturnya.
Selama ini, dia menambahkan dalam memberikan pembekalan kepada para anggota Makupala untuk menguasai teknik panjat dan turun tebing pihaknya hanya mengandalkan peran dan kemampuan yang dimiliki para alumni Makupala.
Menurutnya, pembekalan itu diberikan bagi anggota Makupala yang menyempatkan hadir, mengingat waktunya belum terjadwal secara sistematis, sehingga ketrampilan yang didapat sangat terbatas sekali.
Pembengkalan dilakukan, lanjutnya, dengan memanfaatkan sarana beberapa bagian bangunan fisik kampus Stikom Semarang, karena hingga saat ini belum dibangun sarana untuk pelatihan anggota Makupala yang memadai.
Dengan demikian, kata Tri Rizkiono, keikutsertaan Makupala dalam kegiatan itu a diharapkan ke depan akan membawa angin segar dan gairah baru bagi aktivitas Makupala terutama dalam belajar melakukan panjat tebing yang baik dan benar. Pada akhirnya akan semakin mendorong minat mahasiswa Stikom Semarang untuk mengembangkan bakatnya dalam UKM Makupala.
“Selama dua tahun terakhir ini, minat anggota Makupala untuk menggelar kegiatan panjat tebing semakin tinggi dengan segala keterbatasan fasilitas yang dimiliki UKM Makupala, namun berkat semangat serta keetekunan para alumni yang tidak kenal lelah untuk berupaya ikut membantu kebutuhan itu akhirnya program Makupala dapat diwujudkan,” ujarnya.
Selain itu, dengan keikutsertaan satu anggota Makupala dalam diklat di Jabar juga diharapkan dapat menambah kualitas jalannya latihan dimasa-masa mendatang. Bahkan setelah kembali dari mengikuti diklat itu, Ria Anggala secepat mungkin menyusun program pengembangan teknik panjat tebing untuk ditularkan kepada para junior dan kawan-kawannya di lingkungan Makupala Stikom Semarang.(Iwan Arifianto/rs)