JAKARTA(Kampusnesia) – Meski berada di luar kampus, namun posisi dan peran organisasi kemahasiswaan ekstra kampus memiliki peran penting, dalam membentengi mahasiswa dari pengaruh gerakan radikalisme dan terorisme.
Namun, menurut Direktur Pencegahan Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) , Brigjen Pol Ir Hamli, ME para mahasiswa diingatkan agar selektif dalam menentukan pilihannya untuk bergabung ke dalam organisasi ekara kampus.
Hamli di depan peserta Rakornas 32 FKPT se Indonesia yang berlansung di Hotel Sari Pan Pasifik Jakarta , Selasa (18/12) mengatakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan ormas mahasiswa yang telah teruji dalam menyiapkan warganya sebagai kader bangsa yang memiliki komitmen ke-Indonesiaan.
“Kepada para akademisi yang aktif di FKPT dan orang tua yang memiliki anak yan g sedang atau akan kuliah saya minta untuk hati-hati dan mengarahkan kalau ingin anaknya aktif di organisasi ekstra, pilih organisasi yang jelas komitmen kebangsaannya,” ujarnya.
Menurutnya, para aktifis gerakan radikal saat ini mengincar segmen kalangan mahasiswa untuk direkrut bergabung dengan gerakannya. Mereka bergerak di luar kampus, namun kadang-kadang diam-diam menyusup masuk kampus.
Kehadiran organisasi ekstra kampus yang sudah terbukti loyalitas ke-Indonesiaannya memikiki peran strategis dalam menghadang gerakan radikal teror.
Dia menuturkan jika harapan itu dapat terwujud, para pimpinan kampus agar dapat membangun sinergitas dengan kalangan ormas mahasiswa di luar kampus, sekaligus sebagai upaya untuk menghindari rivalitas antara organisasi intra dan ekstra kampus.