SEMARANG[Kampusnesia] – Pengurus Wilayah Nahdlatu Ulama (PWNU) Jateng mengingatkan kepada kandidat calon kepala daerah (Cakada), baik Gubernur maupun Bupati/Walikota bersama pasangannya dan partai-partai politik pengusungnya yang akan berkompetisi dalam pilkada serentak 2018, menghormati serta menghargai hak politik warga NU dalam pesta demokrasi itu.
Wakil Katib Syuriyah PWNU Jateng, KH Hudallah Ridwan Naim menuturkan menjelang penetapan nama-nama Cakada sesuai dengan jadwal yang disusun Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) intensitas mobilisasi penggalangan dukungan yang dilakukan para pihak yang berkompetisi di basis-basis warga NU terasa semakin dinamis dan menghangat,
“Warga NU di Jateng yang jumlahnya sangat besar menjadi obyek polarisasi dan tarik menarik dukungan oleh para kandidat bersama partai dan tim sukses pasangan calon atau paslon, pantauan kami suhunya semakin menghangat,” Ujar Kyai Hudallah kepada Kampusnesia.com melalui saluran telepon selulernya saat berada di Bone Sulsel Jum’at. (22/12)
Menurut Gus Huda panggilan akrabnya, mengantisipasi semaraknya polarisasi dalam pesta pilkada serentak tahun depan, jauh-jauh sebelumnya PWNU Jateng sudah mengingatkan kepada warga NU baik yang menjadi pengurus NU maupun yang akan terlibat dalam kontestasi Pilkada supaya bersikap negarawan dan menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab.
Perbedaan pilihan dan dukungan mangtar warga NU , lanjutnya, pasti terjadi karena hal ini merupakan sebuah keniscayaan yang tak dapat dihindari, ketidaksamaan pilihan supaya disikapi secara dewasa jangan sampai menimbulkan kegaduhan apalagi benturan di internal warga NU maupun masyarakat, mengingat berdemokrasi, beda pendapat itu lumrah, karena itu jangan dipertentangkan.
Kepada para kandidat maupun tim sukses serta partai pengusung juga diingatkan agar bersikap dewasa dalam berkompetisi. “Karena sudah menyatakan diri mengikuti kompetisi maka harus siap menang dan siap kalah. Sebagaimana layaknya dalam dunia olah raga, dalam politikpun elemen-elemen yang terlibat didalamnya harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas,” tuturnya.
Kepada pihak-pihak yang mencapai kemenangan, ke depan juga diingatkan Gus Huda agar tidak terlalu efuria dan mabuk kemenangan, karena setelah Pilkada usai harus segera menjalankan pengabdian ngemong masyarakat.
Para pemenang harus mampu menjadi orang tua yang baik, semua warga baik yang mendukung maupun yang tidak harus diperlakukan yang sama sebagai warga masyarakat yang harus dilayaninya.
Gus Huda menolak untuk mengomentari peluang atau kans serta kecenderungan dukungan nahdliyyin terhadap sejumlah nama-nama bakal calon gubernur Jateng seperti Sudirman Said yang sudah mengantongi rekomendasi dari Partai Gerindra dan nama-nama lainnya seperti Ganjar Pranowo ( patahana ), Mustofa (Bupati Kudus) dan Budi Waseso (Kapala BNN) dimata yang disebut-sebut akan diusung oleh PDIP serta Marwan Jakfar yang digadang-gadang PKB dalam pilgub Jateng 2018 mendatang.
“Saya tidak dalam posisi mewakili warga NU untuk menilai dan membaca peluang mereka-mereka itu, semuanya diserahkan kepada warga NU untuk menentukannya, jadi tidak ada klaim-klaiman kemana suara NU berayun,” ujarrnya. (smh)