Home > HEADLINE > Topik Revolusi Digital Hangatkan PWI Jelang Kongres Ke-14

Topik Revolusi Digital Hangatkan PWI Jelang Kongres Ke-14

SEMARANG[Kampusnesia] –  Topik revolusi digital yang merambah berbagai media massa belakangan ini menjadi perbincangan hangat para tokoh pers yang tergabung dalam Persatuan Wartawam Indonesia (PWI) menjelang kongres ke-14  PWI yang dijadwalkan berlangsung tahun depan.

Pengurus PWI Provinsi DKI Jakarta  akan mengangkat  topik itu dalam  sebuah diskusi  publik  bertema  “PWI 1 Yang Tepat di Era Revolusi Digital”,  di Gedung Prasada Sasana Karya Lantai 9 , Jl Suryopranoto No. 8 Jakarta Pusat, Rabu 10 Januari tahun depan.

Sekretaris PWI Provinsi DKI Jakarta, Sayid Iskandar mengatakan merangseknya fasilitas digital ke jantung media massa sangat mempengaruhi keberadaan, aktivitas dan irama kerja para wartawan. Selain membantu dan mempermudah dalam menjalankan tugas jurnalistik, digital  sekaligus juga menjadi problem baru bagi lembaga-lembaga media yang sudah lebih dulu hadir seperti media cetak, televisi dan radio.

“Media cyber atau online yang datang belakangan dengan dukungan fasilitas digital menjadikan  suasana kompetisi antar  wartawan maupun medianya tempat bekerja semakin ketat dan seru. Belum lagi dengan hadirnya medsos dan nitizen semakin memperketat kompetisi antar media dalam upaya memberikan sajian informasi kepada konsumennya dengan karya jurnalistik yang seaktual dan seakurat mungkin,” tutur Sayid.

Sehubungan dengan itu, lanjutnya, PWI sebagai lembaga yang mewadahi dan bertanggungjawab atas profesionalisme wartawan harus hadir  merespon dinamika itu. Kongres ke-14  tahun depan harus dapat memilih ketua umum yang mampu memahami dan mengantisipasi berbagai problem yang dihadapi para anggotanya di era revolusi digital ini.

Hendro Basuki Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat, bakal dicalonkan ikut maju bursa Ketua Umum PWI Pusat 2018

PWI Provinsi DKI Jakarta telah menjaring enam kandidat tokoh PWI yang layak untuk diorbitkan menjadi kandidat calon Ketua Umum PWI menggantikan Margiono yang sudah dua kali menjadi nahkoda PWI Pusat dan AD/ART organisasi tidak membolehkan untuk memimpin kembali  organisasi kewartawan tertua di Indonesia ini untuk yang ketiga kalinya.

Menurutnya, mereka yang masuk nominasi sementara bakal calon Ketua Umum PWI Pusat  itu akan dikontestasikan dalam sebuah diskusi publik dan disarankan berbicara tentang hadirnya era revolusi digital dilingkungan media massa. Dari situ akan mulai terlihat kapasitas dan kemampuannya dalam merespon hadirnya revolusi digital ditengah kehidupan wartawan.

Dari keenam nama itu lima di antaranya pengurus PWI  Pusat, terdiri Sasongko Tedjo (Ketua Bidang Organisasi ), Atal S Depari (Ketua Bidang Daerah ), Hendry Ch Bangun (Sekjen), Wina Artmada Sukardi (Sekretaris Dewan Kehormatan) dan Teguh Santoso (Ketua Bidang Media Cyber). Hendro Basuki (mantan ketuan PWI Jateng dan mantan Pemred Suara Merdeka Semarang) tercatat sebagai satu-satunya kandidat dari daerah yang masuk dalam  nominasi bakal calon Ketua Umum versi PWI DKI Jakarta.

Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, Marah Sakti Siregar mengapresiasi inisiatif  PWI DKI Jakarta yang akan menggelar diskusi publik itu.

“Menurut saya sebaiknya sesi diskusi itu  dibatasi materi bicaranya. Yang penting muncul visi-visi calon ketua umum. Jangan sampai mengarah ke debat. Debat kandidat bisa dijadwalkan saat menjelang kongres berlangsung,” tutur Marah Sakti.

Memunculkan berbagai macam problem baru dan pelik  dalam pengelolaan media massa sekaligus  membuka peluang baru dalam  meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik  atau konsumen media massa.

* Artikel ini telah dibaca 223 kali.
Syamsul Huda
Pimpinan Redaksi Kampusnesia.com. Staf pengajar STIKOM Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *