SEMARANG[Kampusnesia] – DPRD Jateng siap menindaklanjuti keja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng dalam progam penguatan masyarakat untuk pencegahan berkembangnya paham radikalisme dan terorisme
Ketua DPRD Jateng Drs. Rukma Setyabudi, MM mengajak para legislator untuk menindaklanjuti kerja sama dengan FKPT Jateng dalam program penguatan masyarakat untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme.
Radikalisme dan Terorisme, menurut Rukma, merupakan kejahatan kemanusiaan luar biasa ( extra ordonery crime) yang harus dihadapi dan dilawan secara bersama-sama oleh seluruh warga bangsa Indonesia.
“Pemerintah tidak mampu menghadapi sendirian, begitu juga FKPT Jateng. Mari kita semua bergerak bersama, sesuai dengan posisi, profesi dan proporsi kita masing-masing, ” ujarnya, di Semaran di Semarang , Minggu (7/1).
Sebanyak 100 anggota DPRD Jateng bisa berperan dan mengambil bagian dalam gerakan untuk pencegahan radikalisme dan terorisme.
Untuk mewujudkan, lanjutnya, gerakan itu bisa ditempuh melalui berbagai macam cara.
Dia menuturkan sebagai orang partai yang ditugaskan di lembaga legislatif, anggota dewan memiliki kesempatan dan fasilitas untuk memberikan pendidikan politik kepada warga masyarakat. Ditengah proses itu, para legislator bisa menyampaikan pesan dan muatan materi tentang bahayanya radikalisme dan terorisme.
Dia menyarankan pada para anggota dewan agar dalam menjalankan konsolidasi dan tugas legislasi tidak hanya terbatas menampung aspirasi masyarakat, yang selanjutnya akan diperjuangkan menjadi kebijakan eksekutif setelah dilakukan pembahasan antara eksekutif dan legislatif.
“Mestinya mereka harus bisa lebih dari itu, rakyat jangan hanya dimobilisasi untuk menopang dukungan politik, tetapi juga harus dimobilisasi kesadarannya akan pentingnya stabilitas agar tetap terjaga dan tidak terganggu. Nah teror itu problem yang sangat berpotensi mengganggu stabilitas dan harus sama-sama dicegah dan tanggulangi,” tutur Rukma.
Rukma optimis jika 100 legislator di Jateng bergerak massif di daerah pemilihannya dalam berbagai kesempatan para pelaku teror akan semakin terjepit dan tidak popular gerakannya, hingga akhirnya akan terpencil karena niat busuknya tidak mendapat respon dari masyarakat. (smh)