SEMARANG[Kampusnesia] – Puluhan ulama dan Mursyid Tarekat dari berbagai negara dipastikan bakal menghadiri Muktamar Ke-12 Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Pekalongan yang dijadwalkan berlangsung 14-18 Januari mendatang
Wakil Mudir Aam Idaroh Aliyah (Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat) Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman), Prof Dr KH Abdul Hadi Muthohar, MA mengatakan hingga kini panitia bagian protokol Muktamar masih menginventarisir para ulama dari berbagai negara yang akan menghadiri Muktamar itu.
Selain negara di kawasan Asia Tenggara dan Selatan, akan hadir pula para ulama dari kawasan Timur Tengah, Afrika dan Eropa.
Menurut Guru Besar Hukum Islam UIN Walisongo itu, kehadiran mereka ingin menyaksikan dan belajar bagaimana membangun harmonisasi dan silaturahmi antar sesama pengamal ajaran Tarekat bersama Mursyid (guru tarekat)nya yang berbeda-beda aliran, namun, bisa berdinamika didalam satu wadah, Jatman dibawah Jam’iyyah NU.
Bahkan, lanjutnya, suasana harmonis dilingkungan para pengamal Tarekat di Indonesia dapat menjadi kontibusi terhadap negara dalam mewujudkan stabilitas masyarakat, sehingga keberadaannya tidak menambah beban problem bangsa, tetapi sebaliknya justru menjadi bagian dari upaya mencari solusi atas munculnya problem bangsa.
Perbedaan aliran Tarekat diberbagai negara, meskipun sumber ajarannya sama, namun berbeda dalam cara mengamalkannya seringkali menjadi pemicu dan pangkal persoalan yang tidak bisa diselesaikan, karena bercampur dengan problem-problem politik setempat.
Sementara 43 aliran Tarekat yang berkembang di Indonesia bisa dikonsolidir dalam satu wadah tanpa memunculkan gejolak. Bahkan di antara sesama pengamal dan Mursyid meski berbeda dalam menjalankan amalannya dapat saling menghormati dan memahami perbedaan yang ada.
“Setahu saya, organisasi keagamaan yang berhasil mewadahi berbagai aliran Tarekat hanya di Indonesia, yakni Jatman yang statusnya menjadi bagian dari NU. Sementara Malaysia ada organisasi sejenis ini yakni Pertubuhan Thariqoh Mukatabaroh Malaysia. Namun, tidak bisa sesolid Jatman, “ ujar kyai Abdul Hadi.
Selama di arena Muktamar yang akan dibuka Presiden Jokowi pekan depan, dia menambahkan, tamu ulama berbagai negara akan diberi kesempatan menyaksikan proses permusyawaratan, bahkan dalam agenda istighotsah yang akan dilaksanakan di Masjid Jami Kota Pekalongan di antara mereka akan diminta untuk membacakan doa istighotsah.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga akan diberi kesempatan untuk mengikuti salah satu sidang komisi yakni komisi luar negeri.
Draft atau rancangan materi pembahasan dalam sidang Komisi Luar Negeri yang disiapkan panitia terdiri evaluasi pengembangan ajaran Tarekat di luar negeri, fatwa atas munculnya isu-isu aktual terkait dengan persoalan sosial keagamaan dan budaya seperti LGBT dan konflik-konflik kemanusiaan di luar negeri yang membawa korban dikalangan umat Islam (smh).