SEMARANG[Kampusnesia] – Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) berambisi untuk menciptakan 1.000 pengusaha dari kalangan santri, yang diharapkan bisa ikut mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Koordinator HIPSI Jateng, Arif Royyan mengatakan secara makro Hipsi beringinan dapat mencetak sebanyak 1.000 pengusaha santri hingga mereka diharapkan bisa cepat mandiri dalam mejalankan usahanya.
“Para santri diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan tentang agama saja. Namun, bisa sadar untuk terlibat dalam pembangunan ekonomi Indonesia dengan mengembangkan wira usahanya,” ujarnya.
Menurutnya, usaha para santri kini cukup beraneka ragam, selain mereka bergerak di sektor properti, bidang tambang, garmen, juga sektor jasa ekspor-impor, terumata produk briket batu bara, ikan tuna, sarden dan furniture.
HIPSI, lanjutnya, juga menggandeng sejumlah lembaga dan instansi pemerintahan (BUMN) di antaranya Bulog dan Kementerian Koperasi dan lainnya. Mitra dengan Bulog untuk penggunaan e-voucher yang diperuntukan bagi warga miskin.
Dia menuturkan masyarakat miskin, e-voucher ini dapat ditukarkan dengan sembako di warung-warung yang telah ditunjuk Hipsi, sedangkan mitra dengan Kementerian Koperasi di bidang pemberikan modal kepada UMKM santri.
Hipsi, dia menambahkan kini terus melakukan upaya peningkatan kualitas SDM para santri, mengingat tidak semua santri telah memiliki jiwa entrepreneur, sehingga perlu digelar banyak kegiatan di antaranya workshop, seminar dan sejenisnya untuk membekali santri dengan pengetahuan entrepreneur.
Dia yakin target terciptanya sebanyak 1.000 pengusaha santri bakal dicapai hingga pada 2020 mendatang dan saat ini sudah terdapat sejumlah pondok pesantren menjadi contoh di antaranya di Kabupaten Pati dan Brebes, bahkan ke depan, santri preneur ditargetkan bisa menyebar ke seluruh Indonesia. (rs)
