SEMARANG[Kampusnesia] – Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan dua polder mini bakal dibangun di kawasan Kota Lama Semarang, sebagai upaya UNTUK penanggulangan rob dan banjir di kawasaan destinasi wisata kota itu.
“Polder mini merupakan bagian dari proyek revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang yang mendapat batuan biaya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” ujarnya, Senin. (15/1)
Proyek revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang, lanjutnya, sudah mulai digarap dengan bantuan dana mencapai senilai Rp156 miliar, untuk membenahi kawasan yang penuh dengan bangunan-bangunan kuno cagar budaya itu.
Ita panggilan akrab Hevearita yang juga Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang itu menuturkan polder mini pertama akan dibangun di Taman Bubakan, sedangkan polder mini kedua di sekitar Jembatan Berok.
“Pengerjaan revitalisasi Kota Lama kan dikerjakan secara bertahap dan padfa tahap pertama, Jalan Letjen Suprapto ke arah selatan, meliputi Jalan Mpu Tantular, Jalan Kepodang, Jalan Cenderawasih, sampai Bubakan,” tuturnya.
Di kawasan Taman Bubakan, dia menambahkan ke depan akan dibangun polder mini untuk membantu menanggulangi rob dan banjir, seiring dengan revitalisasi yang membuat kawasan Kota Lama akan semakin cantik dan indah untuk pariwisata.
Tahap selanjutnya, Jalan Letjen Suprapto ke arah utara, meliputi Jalan Branjangan, Jalan Garuda, Jalan Kedasih, Jalan Mpu Tantular, hingga Jembatan Berok yang juga akan dilengkapi dengan polder mini.
Menurutnya, proyek revitalisasi kawasan Kota Lama ini mendapatkan sambutan dari banyak investor, bahkan investor dari Taiwan yang rencananya bakal membangun kafe di Jalan Kepodang, dan lainnya.
Iklim investasi, kata Ita, tentu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti tidak adanya hunian-hunian liar dan pedagang kaki lima (PKL) liar, sehingga semua pihak harus menjaga agar lingkungan kawasan tersebut tetap bersih.
“Sebenarnya banyak yang berkeinginan berinvestasi di kawasan Kota Lama Semarang, sehingga iklim investasi yang sudah berjalan baik harus dijaga agar investor merasa nyaman, termasuk dengan revitalisasi kawasan,” ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, Semarang merupakan kota perdagangan dan jasa, sehingga di kawasan Kota Lama Semarang akan semakin diperbanyak kegiatan, termasuk kehadiran tenant berskala Internasional. (rs)