Home > HEADLINE > Warga Tarekat Diharapan Menjadi Tauladan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Warga Tarekat Diharapan Menjadi Tauladan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

PEKALONGAN[Kampusnesia] –  Warga pengamal ajaran tarekat diminta untuk menjadi taula dan ditengah masyarakat dalam menjaga kerukunan dan keutuhan bangsaa Indonesia dengan mencontoh perilaku para ulama terdahulu yang ikut serta mendirikan Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI).

Rois Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman), KH Habib Lutfi bin Ali bin Yahya mengatakan keterlibatan para ulama yang turut berupaya keras mendirikan NKRI yang didalamnya mengandung berbagai keragaman mulai dari suku, bangsa, bahasa dan agama merupakan perwuju dan rasa syukur mereka kepada Allah SWT.

“Dengan menyepakati NKRI para ulama kita telah membuang jauh-jauh rasa dengki, iri dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya. Atas perilaku mulia mereka itu kemerdekaan Indonesia bisa terwujud, “ ujarnya saat KhotbahIftitah (pidato pembukaan) Muktamar ke-12 Jatman yang berlangsung di pendopo Kabupaten Pekalongan, Senin (15/1).

Dengan demikian, lanjutnya, warga tarekat yang dalam kehidupan sehari-harinya mendapatkan bimbingan dari para mursyid dan pimpinan Jatman hendaknya selalu terpanggil jiwaraganya untuk mempertahankan NKRI sebagai wujud syukurnya kedapada Allah SWT.

Dia mengharapkan warga tarekat yang memiliki potensi besar dalam membangun sebuah gerakan bakal dilirik oleh kekuatan-kekuatan politik yang saat ini tengah berkompetisi untuk memobilisasi dukungan suara di pentas demokrasi.

Namun, dia menambahkan kepada semuanya diingatkan gerakan tarekat di bawah Jatman bukan gerakan politik,karena Jatman bukan lembaga politik dan wahana untuk berpolitik. Politik Jatman adalah politik kebangsaan yang tak lain menjaga keutuhan NKRI.

Menurutnya, dalam meneladani perilaku mulia ulama terdahulu, warga tarekat tidak menghadapi kesulitan, karena setiap saat sudah terlatih bagaimana mensikapi berbagai perbedaan. Munculnya perbedaan cara mengamalkan ajaran tarekat oleh para mursyid kepada muridnya tidak sampai memunculkan gejolak.

“Karena warga tarekat tarekat di Indonesia yang terhimpun dalam Jatman meyakini ajaran-ajaran tarekat yang ada memiliki hubungan atau kesinambungan yang jelas. Jika dilacak sumbernya sama-sama dari ajaran yang disamapaikan oleh Nabi Muhammad SAW,” tutur habib Lutfi. (smh)

 

 

 

* Artikel ini telah dibaca 138 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *