PEKALONGAN[Kampusnesia] – Rekomendasi para ulama yang sedang mengikuti Muktamar ke-12 Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Pekalongan sangat ditunggu, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan kontrol pembangunan di berbagai sektor yang dilakukan Pemerintah.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan banyak insiatif dari para ulama untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan, bahkan rekomendasi dari para ulama sangat diharapkan, sehingga dapat untuk menadopsi menjadi kebijakan.
“Saya senang ketika banyak insiatif dari para ulama untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan . Kita menunggu rekomendasi dari para ulama sehingga dapat kita adopsi menjadi kebijakan yang penting,” ujarnya di hadapan peserta Muktamar ke-12 Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman), di|pendopo Kabupaten Pekalongan, Senin (15/1).
Menurutnya, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, peran ulama dan umara (Pemerintah) menjadi sebuah kesatuan penting dalam mewujudkan kehidupan yang ideal, sehinga sudah semestinya, kedua elemen ini saling mengisi dalam perumusan berbagai kebijakan yang menyangkut kemaslahatan umat.
Peran ulama, lanjutnya, juga dapat menjadi kontrol bagi kebijakan yang akan diambil maupun yang telah dibuat oleh pemerintah.
Kalau umara, dia menambahkan dalam membuat kebijakan berdasarkan filosofis sosiologis yang bisa diterapkan untuk kebaikan umat manusia. Namun, ketika dasar pengambilan itu tidak tepat, mungkin kebijakan keliru. Peran ulama yang diharapkan menjadi penting, sehingga sangat prakarsa dan insiatif dari ulama dapat dimunculkan,
Ganjar menuturkan dalam konteks formal ke depan perlu ada upaya dari Pemerintah untuk melibatkan para ulama dalam proses perencanaan pembangunan, yang diharapkan para ulama dapat memberikan masukan dan menyampaikan kontrol atas keluarnya sebuah kebijakan.
Hal ini, kata Ganjar, juga sebagai wujud perkawinan peran ulama dan umara menjadi satu untuk membentuk program bersama
Dengan demikian, menurutnya, agenda Muktamar kali ini hendaknya juga dapat menjadi momentum bagaimana menyikapi sebuah perubahan zaman, yang diiringi dengan kemajuan teknologi.
“Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tentu banyak memiliki nilai formula tuntunan ajaran yang dapat kita ambil,” tutur. ( Iwan Arifianto/rs)