SEMARANG[Kampusnesia] – Tiga musisi jazz kondang legendaris di era 80-an Fariz Roestam Moenaf (RM), Mus Mujiono dan Rieka Roeslan akan tampil dengan mengakolaborasikan jazz dan keroncong.
Kedua genre musik ini bakal mereka populerkan untuk semakin hidup dan menghidupi masyarakat baik bagi penggemar jazz maupun keroncong. Nah, kedua genre musik ini akan dikolaborasikan dalam satu panggung.
Inilah yang melandasi ketiga musisi jazz kondang itu dan siap tampil dalam satu panggung dengan Congrock 17 pada konser yang dikemas dengan tema “Romantic Semarang”, di Patra Hotel & Convention Semarang, Jumat malam (19/1) malam, Pukul 19.00 WIB.
Menurut Marco Manardi, dedengkot Congrock 17, sekaligus penyelenggara, konser kolaborasi jazz dan keroncong itu, pertunjukan kolaborasi digelar untuk menjaring dan menambah minat penggemar musik jazz dan keroncong, di Kota Semarang khususnya dan Jateng umumnya.
“Mengawinkan kedua genre musik ini pernah dilakukan. Namun kali ini terasa spesial karena kami mengundang juga penyanyi jazz wanita yang sudah di kenal di jagat musik jazz Tanah Air, yakni Rieka Roslan, vokalis grup musik The Groove, ujar Marco, Kamis. (18/1)
Pertunjukan itu, lanjutnya, sekaligus untuk mememnuhi permintaan masyarakat yang menginginkan konser kolaborasi ini digelar kembali, di Semarang.
Tiga musisi jazz kenamaan, Fariz Rustam Moenaf, MusMujiono dan Rieka Roeslan menjadi garansi atas pemetasan musik jazz yang eksotis, indah, dan asyik didengar.
“Ketiga musisi ini telah malang melintang di dunia musik jazz Tanah Air. Bahkan menjadi magnet bagi para penggemarnya saat pentas di mana pun,” tuturnya.
Selain tiga musisi jazz kenamaan itu, dia menambahkan juga akan tampil musisi muda, Vegry Harindah Husain, yang dikenal sebagai pianis jazz andal, serta kelompok musik jazz berbakat asal Semarang Eighteen Project.
Congrock 17, menurutnya, merupakan satu kelompok musik keroncong yang berdiri sejak 1983 di Kota Semarang dan lahir di saat musik keroncong di negeri ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
“Mereka hadir dan berkolaborasi dengan musisi lain agar musik keroncong dapat terus berkumandang dengan gembira di negerinya sendiri, serta mampu berdiri setara dengan berbagai genre musik lainnya, ujar Marco.
Congrock 17 dibentuk dengan gerak yang dilahirkan pendirinya untuk “melabrak” pakem konvensional dalam musik keroncong. Kreativitas dan berbagai inovasi dilakukan Congrock 17 agar musik keroncong dapat kembali diterima masyarakat. (rs)