DEMAK[Kampusnesia] – Masa puncak panen raya bawang merah di sentra produksi Kabupaten Demak para petani berhasil memperoleh keuntungan yang tidak mereka duga, bukan karena pembelian konsumen pengecer, tengkulak maupun pedagang, namun diborong oleh Menteri Pertanian (Mentan) H Andi Amran Sulaiman.
Mentan H Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjunga kerja (Kuker) ke Desa Sari Kecamatan Gajah Kabupaten Demak untuk menyaksikan panen raya padi Masa Tanam I (MT 1), Selasa (23/1) menyempatkan memborong sebanyak 1 ton bawang merah hasil panen petani di daerah itu seharga Rp20 juta.
Andi mengajak para petani untuk meningkatkan produksinya dengan hasil kualitas tanam yang lebih baik, hingga swasembada pangan bisa terwujud yang diharapkan mampu menghapuskan impor yang pernah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Kita sudah tidak lagi mengandalkan impor komoditas pangan, bahkan sebaliknya gencar melakukan ekspor hasil produksi petani,” ujarnya.
Menurutnya, hingga saat ini Indonesia sudah tidak melakukan impor jagung dari sebelumnya impor direalisasikan mencapai senilai Rp10 triliun per tahun, begitu juga untuk komoditas bawang maupun beras.
Para petani di setra produksi, lanjutnya, diharapkan tidak lagi menjual gabah pada tengkulak, namun lebih baik disalurkan pada pembelian yang dilakukan Bulog dengan harga sesuai yang berlaku di pasaran.
Dalam kunjungan itu, Andi juga memberikan bantuan berupa benih padi varietas Inpari 42 dan 43 dari Balitbangtan untuk areal lahan seluas 100 hektare kepada sejumlah kelompok tani di Desa Sari.
Sementara itu, Bupati Demak HM Natsir menuturkan sektor pertanian di wilayahnya merupakan salah satu pilar yang diprioritaskan dan kini gencar dikembangkan, mengingat sebagian besar masyarakat Demak masih mengandalkan sumber nafkah dari sektor itu.
Dari lahan seluas 89.743 hektare di Kabupaten Demak, tercatat 56,74% seluas 52,315 hektare di antaranya merupakan lahan persawahan dengan pola tanam padi-padi-palawija.
“Tanaman padi merupakan komoditas yang telah dicanangkan Pemerintah untuk peningkatan swasembada pada program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale),” tuturnya.
Menurutnya, dengan areal tanam seluas 52.315 hektare pada 2017, Kabupaten Demak mampu memproduksi sebanyak 638.315 ton gabah kering giling (GKG) untuk dua kali masa panen hingga surplus sebanyak 270.944 ton.
Keberhasilan itu, dia menambahkan yang menjadikan Kabupaten Demak kini menjadi salah satu lumbung pangan di wilayah Jateng.
“Dengan keberhasilan produksi petani itu, kami mengharapkan kebijakan Pemerintah dapat berpihak pada petani dan menghapuskan untuk impor komoditas beras,” ujarnya. (Faidlu Atiq/rs)