DEMAK[Kampusnesia] – Sebanyak 23 ulama tarekat dari berbagai negara mulai melakukan safari ziarah ke beberapa makam para Wali di tanah Jawa, setelah mereka usai mengikuti Muktamar ke-12 Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al-Muktabaroh (Jatman) di Pekalongan pekan lalu.
Safari awal mereka ziarah ke makam Raden Patah dan Sunan Kalijogo di Demak, Selasa. (23/1) dan segera dilanjutkan ke makam beberapa Wali lainnya.
Kehadiran para ulama di bekas pusat kerajaan Islam Bintoro Demak itu disambut Bupati Demak HM Natsir bersama para ulama. Selain ziarah ke makam para wali di bekas pusat peradaban Islam nusantara itu, mereka juga mengunjungi Masjid Agung Demak peninggalan para Walisongo.
Koordinator Bidang Protokol Masjid Agung Demak, HM Fathan mengatakan kehadiran para ulama tarekat dari berbagai negara di komplek masjid yang dibangun Walisongo pasca surutnya kerajaan Majapahit itu, untuk mempelajari bagaimana cara umat Islam Indonesia khususnya di tanah Jawa dalam mengelola makam-makam tokoh muslim yang berjasa dalam mensyiarkan agama Islam.
“Mereka mengagumi peran dan perilaku murid-murid para wali di Indonesia dalam mewariskan semangat perjuangan para ulama dan auliya kepada generasi-generasi berikutnya melalui kegiatan ziarah ke makam para wali yang dilakukan secara berkala dan terjadwal,” ujarnya, di Demak, Selasa (23/1).
Menurutnya, mereka juga mengagumi bangsa Indonesia yang sangat taat kepada para ulama tarekat yang tak pernah kenal lelah memberikan bimbingan keagamaan, termasuk bimbingan dalam meneladani perilaku orang-orang sholeh terdahulu para ulama dan auliya yang makamnya selalu diziarahi.
Rombongan ulama mancanegara, lanjutnya, yang mengunjungi Masjid Agung Demak itu berasal dari negara Moroko, Syiria, Mesir, Iran, Cina dan Amerika. Saat tiba di masjid mereka menyempatkan sholat berjamaah yang dilanjutkan dengan membaca sholawat dan tahlil bersama di komplek makam para wali di belakang majid Agung Demak.
Bupati Demak HM Natsir saat beramah tamah dengan ulama tarekat di pendopo Kabupaten Demak itu, mengucapkan terima kasih atas kunjungan mereka di lokasi peninggalan sejarah kejayaan Islam di masa lalu.
Selain menceritakan peran kesultanan Bintoro Demak dan Walisongo di masa lalu dalam mengembangkan Islam di nusantara, juga mengenalkan potensi budi daya hasil pertanian di wilayahnya, di antaranya buah Blimbing dipamerkan yang secara fisik memiliki lima sisi.
Bentuk fisik blimbing dulu dijadikan peragaan dakwah Islam oleh para Waalisongo, lima sisi pada buah itu dijadikan simbul rukun Islam yang jumlahnya lima, sehingga bisa untuk mengingat jumlah rukun Islam.
Cara efektif ini, lanjutnya, untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat, hingga Islam bisa menjadi agama mayoritas di bumi nusantara hingga sekarang ini.
Setelah mengunjungi Masjid Agung Demak, rombongan ulama mancanegara akan melanjutkan perjalanan berziarah ke Cirebon Jawa Barat. (smh)