Home > HEADLINE > Gerakan Matikan Pesawat Televisi Saat Maghrib Tingkatkan Semangat Belajar Dan Prestasi Mengaji

Gerakan Matikan Pesawat Televisi Saat Maghrib Tingkatkan Semangat Belajar Dan Prestasi Mengaji

DEMAK[Kampusnesia] – Pemkab Demak akan semakin gencar mendorong gerakan mematikan pesawat telvisi pada saat memasuki waktu sholat maghrib sebagai upaya untuk meningkatkan semangat belajar dan prestasi mengaji anak-anak usia sekolah.

Bupati Demak HM Natsir mengatakan gerakan mematikan pesawat televisi pada petang hari ini dicanangkan pada saat mengawali tugasnya, untuk memimpin wilayah Kabupaten yang pernah menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia beberapa abad lalu itu.

Menurutnya, program ini akan digelorakan terus, karena menurut informasi dari masyarakat gerakan tidak nonton televisi setelah maghrib sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, terutama anak-anak di wilayah Demak semakin disiplin dalam belajar dan mengaji.

“Kami sangat berterima kasih sekali, karena program ini didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat terutama dari pimpinan Nahdlatul Ulama (NU) dan GP Ansor di seluruh Kabupaten Demak,” ujarnya saat dalam Upacara Pelantikan Pengurus Wilayah GP Ansor Jateng dan Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Demak di Pesantren Girikusumo Banyumeneng Mranggen, Sabtu (27/1).

Bentuk dukungan keluarga besar NU Demak terhadap program ini tidak hanya berhenti pada slogan-slogan dan penyampaian pesan yang disampaikan secara langsung oleh Bupati di forum-forum kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh NU Demak di sepanjang waktu, tetapi juga diperankan melalui keteladanan para pimpinan NU dan Ansor.

Warga Demak, lanjutnya, mayoritas warga NU dan hampir semuanya memiliki kemampuan untuk mengaji, terutama membaca Al Qur’an, karena para orang tua sekarang, dulunya pada saat masih usia anak-anak ghingga remaja memiliki kegiatan rutin mengaji setelah sholat maghrib.

Boleh dikata kebiasaan mengaji setelah maghrib di masa lalu melekat pada diri warga Demak, namun belakangan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, komunikasi dan digitalisasi perlahan tetapi pasti kebiasan bagus itu semakin luntur tergerus oleh budaya nonton tekevisi.

Hal ini, dia menambahkan tidak baik dan harus dicari solusinya.

Dia mengharapkan melekatnya kebiasaan mengaji dan belajar dengan mengenyampingkan menonton televisi pada saat petang hari itu, kelak dikemudian hari di Demak akan lahir dan muncul generasi-generasi yang relegius dan nasionalis dari NU.(Faidlul Atiq/smh)

* Artikel ini telah dibaca 374 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *