DEMAK[Kampusnesia] – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU) mengisyaratkan warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin) agar mewaspadai penyebaran ideologi radikal dan teror yang dikembangkan melalui media sosial (medsos) karena modus ini lebih murah dan tidak mudah dideteksi.
Sekretaris Jenderal Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU), Dr Ir. H Helmi Faisal Zaini mengatakan medsos yang sebenanya dapat digunakan untuk hal yang positif mulai dari mempermudah dalam berkomunikasi dan silaurahmi ternyata dapat disalahgunakan untuk kepentingan negatif, ternasuk penyebaran atau propaganda radikalisme dan terorisme.
“Pengamatan PBNU, radikalisme dan terorisme sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia . Caranya melalui gerakan propaganda dari pintu – ke pintu rumah atau door ti door oleh anggita dan simpatisannya yang sangat militant hingga melalui medsos,” ujarnya saat menyampaikan orasi Pelantikan Pengurus Wilayah GP Ansor Jateng dan Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Demak di Pesantren Girikusumo Banyumeneng Mranggen, Demak Sabtu (27).
Menurutnya, saat ini jumlah pengguna alat komunikasi android di Indonesia sangat tinggi, di antara mereka sebagian besar tentu warga NU dan sudah pasti akan menjadi sasaran mereka.
Dengan demikian, lanjutnya, para pimpinan NU di berbagai tingkatan dihimbau agar jangan bosan-bosan mengingatkan kepada nahdliyyin perlahan ada yang menyelinap muatan “penumpang gelap” pada konten, isi atau informasi di setiap android yang digunakan setiap hari, dengan pesan radikal dan teror.
Dari penelusuran PBNU saat ini terdapat 4% dari seluruh penduduk Indonesia menjadi simpatisan pemikiran dan gerakan radikal teror, termasuk ISIS yang di daerah asalnya sudah terdesak. Jika dikoversikan dalam angka atau jumlah mencapai 10 juta orang.
“Sungguh, ini sangat berbahaya. Negara-negara sahabat juga memprihatinkan kondisi ini. Indonesia dinilai memiliki ketahanan dan kekuatan yang cukup dalam melakukan pencegahan. Tentu sebagai organisasi civil society terbesar di dunia NU tidak akan tinggal diam, tetapi akan bergerak untuk menjinakkan mereka,” tutur Helmi.
Dia mengharapkan, ancaman besar itu dapat semakin menyadarkan warga NU akan pentingnya penguatan organisasi agar memiliki ketahanan yang prima dalam menghadapi tekanan-tekanan besar yang selalu mengancam keutuhan eksistensi NU maupun NKRI.
Sekjen PBNU merasa kegembiraa, karena semangat berorganisasi warga NU di seluruh tanah air kini semakin bergairah, terutama anak-anak mudanya termasuk Ansor di Jawa Tengah. (smh)