SEMARANG[Kampusnesia] – Guru diharapkan memiliki kemampuan dasar berliterasi kuat dalam pembelajaran di era teknologi informasi saat ini, dengan pondasi membaca.
”Karena itulah, sesibuk apa pun, sempatkan untuk memperkuat literasi ini dengan banyak membaca berbagai hal,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin saat membuka Sinau Bareng Karangturi (Sibak) 2017 di Gedung Teater Liem Liang Peng, Sekolah Karangturi Graha Padma, Semarang, Sabtu (3/2).
Kegiatan yang kedua kali digelar di sekolah itu mengangkat tema Pendidikan Abat 21 diikuti lebih dari 100 guru berasal dari Semarang, Yogyakarta dan sekolah lain di Jateng .
Menurut Bunyamin, saat ini untuk mendapatkan sumber belajar sendiri sangatlah mudah. Hampir semua guru juga memiliki handphone yang terkoneksi internet. ‘
‘Manfaatkan teknologi secara positif dengan mencari bahan bacaan yang dapat mendukung bertambahnya ilmu pengetahuan. Jangan justru sebaliknya membagikan informasi yang tidak jelas kebenarannya atau hoax ,” tuturnya.
Ketua Yayasan Karangturi Haryanto Halim menuturkan kegiatan yang digelar kali ini bertujuan agar guru mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang penulisan esai sebagai sebuah karya tulis ilmiah yang sederhana.
Selain itu, lanjutnya, menumbuhkan kemampuan dan kebiasaan menulis ilmiah guru dalam bentuk penulisan esai.
”Upaya itu diharapkan dapat terjadi komunikasi sesama guru dalam jenjang yang sama atau berbeda untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dalam proses pembelajaran di kelas,” ujarnya.
Ketua panitia acara Bakit Suwandono mengatakan dalam kegiatan Sinau Bareng Karangturi ini terdapat 170 makalah yang masuk dari semua jenjang baik SD sampai SMA dan tercatat 36 makalah di antaranya terbaik dan terpilih untuk dipresentasikan serta didiskusikan.
”Secara umum, tujuan dari acara ini adalah untuk membudayakan kegiatan menulis di kalangan guru. Dengan menulis diharapkan akan tercipta gagasan-gagasan baru, khususnya seputar dunia pendidikan demi meningkatkan guru sebagai pendidik maupun siswa sebagai pembelajar,” tuturnya.
Sebagai juri dalam seleksi penulisan ini terdiri Harjanto Halim dan Diaz Andre Susanto, dosen Bahasa Indonesia Universitas PGRI Semarang (UPGRIS.) (rs)