SEMARANG[Kampusnesia] – Mahasiswa yang dinilai memiliki literasi digital lebih baik, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana bisa secara bijak menggunakan internet.
Wakil Rektor I Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Sri Suciati mengatakan langkah itu dilakukan, mengingat sebagian besar pengguna internet ternyata belum dibarengi dengan peningkatan literasi digital tersebut.
“Akibat minimnya literasi digital itulah, sebagian masyarakat dengan mudah menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya atau hoax, sehimngga kami berharap mahasiswa memiliki peran memberikan pemahaman soal ini,” ujarnyanya saat pelepasan mahasiswa KKN semester genap 2017-2018 di Balairung kampus tersebut, Selasa (6/2).
Selain itu, lanjutnya, juga sesuai dengan KKN yang mengambil tema ”Pemberdayaan Masyarakat melalui Literasi Digital menuju Desa/Kelurahan Mandiri.” Dengan tema itu peserta KKN yang mencapai sebanyak 1.827 mahasiswa ini diminta berperan mensosialisasikan literasi digital ini dan memanfaatkan internet secara positif.
“KKN ini juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital,” tuturnya.
Kepala Pusat Pengembangan KKN UPGRIS Sudargo menuturkan para mahasiswa yang akan tersebar di 6 Kabupaten/Kota, 10 Kecamatan dan 130 Desa/Kelurahan di berbagai wilayah di Jateng ini, diharapkan bisa mengeksplore potensi yang ada di masing-masing lokasi.
Misalnya, dia menambahkan tempat-tempat berpotensi wisata yang semula tidak diketahui publik, dapat dipoles dan diunggah ke media sosial.
“Memanfaatkan internet untuk hal-hal positif, itulah satu poin utama literasi digital,” ujarnya.
Menurutnya, Desa Sepakung yang menjadi desa binaan mahasiswa KKN UPGRIS kini dikenal oleh masyarakat luas. Karena gencarnya publikasi di media sosial yang dilakukan mahasiswa. Bahkan kini desa itu sudah diresmikan Gubernur Jateng sebagai desa digital, yaitu desa yang sadar kebutuhan literasi digital.
“Dengan adanya program litrasi digital diharapkan mahasiswa bisa mengeksplorasi daerah-daerah di tempat KKN mereka yang dianggap memiliki potensi,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, mahasiswa bisa berkontribusi memberi pelatihan kepada masyarakat terkait pemaksimalan literasi digital sebagai upaya untuk menciptakan lemandirian desa.
“Mereka akan berada di lapangan mulai 6 Februari hingga 7 Maret 2018, sehingga dapat memberdayakan potensi yang ada dimana mahasiswa KKN,” ujarnya. (rs)