Home > HEADLINE > Perilaku Radikal Dan Teror Pemuda Bukan Hanya Karena Minimnya Pemahaman Ajaran Agama

Perilaku Radikal Dan Teror Pemuda Bukan Hanya Karena Minimnya Pemahaman Ajaran Agama

SEMARANG[Kampusnesia]- Perilaku radikal dan teror yang melanda generasi muda Indonesia tidak semata-mata dilatarbelakangi persoalan minimnya pemahaman ajaran agama, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai persoalan lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, kesenjangan , ketidakadilan dan sebagainya.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng, Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum membantah keras adanya tuduhan dari berbagai pihak yang menyatakan keterlibatan anak-anak muda dalam kasus  kejahatan radikalisme dan terorisme, akibat dilatarbelakangi oleh motivasi kuat mereka dalam menjalankan ajaran-ajaran agamanya.

“Minimnya pemahaman ajaran agama bukan menjadi faktor tunggal, tetapi dibalik itu ada faktor-faktor lain seperti problem kehidupan yang melingkupi mereka,” ujarnya dalam Focus Group Discussion  (FGD) Merajut Kebangsaan Membendung  Radikalisme, Peran Pemuda Dalam Mensikapi Khilafah Sebagai Akar Masalah Radikalisme dan Terorisme, yang diselenggarakan Polda Jateng bersama Forum Komunikasi Semarang Bersatu (FKSB), di hotel  Semesta, Selasa (6/2).

Menurutnya, semua agama yang dipeluk oleh rakyat Indonesia tidak mengajarkan untuk saling bunuh dan menyengsarakan sesama manusia, meski berbeda keyakinan, status sosial, warna kulit, asal usul, latar belakang dan sebagainya.

Perbedaan itu, lanjutnya, sudah menjadi keniscayaan yang dipahami oleh para pendiri negara Indonesia sejak dulu, terutama saat mereka mensepakati untuk membidani kelahiran sebuah negara bangsa yang bernama Negara Kesatuan Republik Indobesia  (NKRI) yang saat ini masih berdiri tegak.

Kalaupun dalam pengelolaan negeri ini masih ada kekurangsempurnaan sehingga menjadikan sebagian warga masih belum sepenuhnya dapat menikmati hasil kemerdekaan jangan dikait-kaitkan dengan agama tertentu. Misalnya, pemegang otoritas negara melanggar atau mengabaikan ajaran agama.

Karena, menurutnya, bukan semata-mata problem agama hendaknya para pemegang otoritas yang mengurus dan mengatur negara dalam melayani warga negara senantiasa menjaga amanah dan peka terhadap gejolak sosial yang terjadi di masyarakat.

Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum Ketua FKPT Jateng

Problem kesenjangan misalnya, jika segera diatasi dengan cepat, dipastikan secara langsung  atau tidak langsung bakal mampu mencegah munculnya problem sosial.

Kalau berbagai problem kemasyarakatan, dia meambahkan bisa diatasi dengan cepat melalui berbagai kebijakan yang arif akan dijamin, hamoir perilaku masyarakat yang aneh-aneh seperti radikal dan teror, apalagi di lingkungan anak muda hampir dipastikan tidak akan terjadi.

“Dengan demikian, kami mengharapkan, semuanya bergerak melakukan pencegahan terorisme. Pencegahan bisa ditempuh melalui berbagai macam cara. Tidak hanya lewat langkah penyadaran dan pencerahan, mengola amanat dengan baik sehingga dapat memuaskan rakyat termasuk menjalankan tugas pencegahan terorisme di negeri ini,” tutur Budi. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 465 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *