SEMARANG[kampusnesia] – Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi SidoMuncul Tbk (SIDO), tahun ini semakin serius bakal menggenjot pasar ekspor ke berbagai negara potensial, menyusul dua produk andalan Tolak Angin dan Kuku Bima Energi dipersiapkan untuk menggebrak pasar Filipina dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Direktur Operasional SidoMuncul David Hidayat mengatakan perusahaan tengah mempersiapkan untuk merealiasikan ekspor perdana atas dua produk andalan Tolak Angin dan Kuku Bima Energi sebanyak dua kontainer ke negara Filipina, sebagai langkah awal.
Realisasi ekspor perdana ke Filipina, lanjutnya, dijadwalkan pada April mendatang, hingga diharapkan Mei yang akan datang Tolak Angin dan Kuku Bima Energi sudah dapat ditemukan di berbagai gerai tradisional maupun modern di Filipina.
Menurutnya, saat ini dua produk andalan itu telah didaftarkan pada Food and Drug Adiministration Philippines, sebagai upaya untuk memperlancar ekspor ke negara tetangga itu.
“Kami telah mendapatkan izin edar pada 10 Oktober 2017 lalu untuk Kuku Bima Energi dan 16 November 2017 untuk Tolak Angin maupun Toak Linu serta tengah membuka kantor cabang yang berbasis di Manila, Filipina,” ujarnya, di kantornya Selasa. (6/2).
Manajemen perusahaan, dia menambahkan telah mempersiapkan secara matang ke depan dan pengembangan fasilitas pabrik baru untuk memenuhi kebutuhan perluasan pasar ekspor dengan menyediakan produk yang berkualitas serta memenuhi kuantitas yang diharapkan, sehingga penjualan ekspor kini siap digenjot.
Saat ini, tutur David, produk SidoMuncul telah terjual di 16 negara yang merupakan pasar ekspor sangat potensial, sehingga penjualan ekspor dapat terus meningkat sesuai yang diharapkan.
Sebelumnya, perusahaan telah melakukan pengembangan pasar ke negara Negeria dengan merealisasikan ekspor produk Kuku Bima Energi sebanyak enam kontainer pada 2014 dan sebanyak 16 kontainer ke negara Malaysia secara bertahap yang direalisasikan sejak 2016.
David menuturkan prioritas pengembangan pasar ekspor ke Filipina sangat menjanjikan, mengingat kebiasaan masyarakat di negara itu sama dengan konsumen Indonesia sangat menyukai jamu dan prouk herbal.
“Penjualan ekspor kami sudah menyebar di 16 Negara di antaranya Malaysia, Singapore, Vietnam, Philipina, Saudi Arabia, Australia, Amerika dan beberapa negara di kawasan Eropa,” tuturnya.Namun sebelumnya kami masih bersikap pasif dan mengandalkan di sana.
Beberapa waktu lalu, lanjutnya, Tim SidoMuncul yang terdiri atas para peneliti produk Tolak Angin juga telah melakukan pertemuan dengan 65 subdistributor di Filipina Microtel Mall of Asia, Macapagal Avenue, Pasay City, Filipina. Para subdistributor itu berada di bawah naungan Integrated Marketing & Distribution Services/IMDS OPCOM (MANCOM) yang merupakan distributor resmi SidoMuncul di Filipina.
Pada pertemuan tersebut, Tim SidoMuncul terdiri atas Carlo Lukman Windarto selaku Direktur SidoMuncul, Linawati Suteja (General Manager Marketing), Ludwig Brasali (Senior Marketing Manager Tolak Angin), Ipang Djunarko SSi MSc Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta, Prof dr Edi Dharmana MSc PhD Sp Park Imunolog Peneliti Herbal dan Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Dalam pertemuan itu, Tim SidoMuncul memberikan pemaparan mengenai sejarah berdirinya perusahaan, pengenalan produk-produk SidoMuncul, hingga penelitian uji toksisitas dan uji khasiat pada produk Tolak Angin. Selain melakukan pertemuan, tim juga melakukan survei pasar di lima titik Wilayah Manila.
Dengan hasil uji toksisitas dan uji khasiat itu, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan produk SidoMuncul aman dan berkhasiat, sehingga para subdistributor semakin percaya diri dalam memasarkan produk SidoMuncul di negara itu.
Sedangkan survei yang dilakukan itu, untuk melihat daya beli masyarakat terhadap produk-produk kompetitor, harga pasar dan cara masyarakat lokal melakukan transaksi jual beli.
Ke depan, SidoMuncul juga akan memperluas untuk ekspansi pasar dengan membuka kantor cabang di beberapa negara potensial lainnya seperti Malaysia, Vietnam. (rs)