SEMARANG(Kampusnesia)- Komunitas pecinta mobil Blazer di Semarang yang tergabung dalam wadah Blazer Indonesia Club Toegoe Moeda (BIC Toegmoe) mencanangkan gerakan kepedulian sosial, dengan melibatkan seluruh keluarga anggota komunitas itu pada saat aksi sosial dilaksanakan.
Ketua BIC Toegmo Semarang Dr Muhammad Jakfar Shodiq SE, S.Si, M.Si. Ak. CA mengatakan dilibatkannya seluruh anggota keluarga pecinta Blazer semata-mata untuk memberikan pendidikan kepedulian kepada seluruh keluargaa, sekaligus untuk membuang kesan negatif penyaluran hobi otomotif identik dengan dunia hedonis, foya-foya dan jauh dari nilai sosial.
“Selain silaturahmi dan menyalurkan hobi touring, BIC secara nasional menempatkan sosial sebagai program prioritas,” ujarnya kepada Kampusnesia.com, di Semarang, Jum’at (9/2).
Menurutnya, BIC Semarang pada 2018 ini memiliki beberapa paket aksi sosial dengan sasaran kegiatan diarahkan pada perbaikan sarana pendidikan yang sangat membutuhkan bantuan, namun selama ini belum ada yang memperhatikan.
Akhir Januari lalu, lanjutnya, anggota BIC Semarang merealisasikan kegiatan bakti sosial memperbaiki sarana lembaga pendidikan Madrasah Diniyah dan Taman Kanak-kanak Roudlotul Atfal Mambaul Hisan di daerah Blotongan, Salatiga.
Biaya perbaikan atau rehab, dia menambahkan dari iuran anggota BIC, sedang pelaksananya menggandeng para orang tua murid, guru dan masyarakat di sekitar lembaga pendidikan itu.
Puluhan anggota BIC Semarang bersama keluarga juga ikut berpartisipasi langsung melakukan kerja bakti. Para istri dan anak-anak pecinta Blazer Semarang ikut menjalankan tugas sebisanya, mulai dari mengangkut batu bata, mengecat dinding, bersih-bersih tempat wudlu dan sebagainya.
Dipilihnya lembaga ini, tutur Jakfar, karena kondisi sarana fisiknya lembaga pendidikan itu sangat memprihatinkan, namun belum ada tanda-tanda untuk mendapatkan bantuan perbaikan, meski setiap hari puluhan anak-anak beraktivitas di lembaga pendidikan itu, sehingga BIG tergerak untuk membantunya.
Bagian-bagian bangunan yang diperbaiki meliputi plafon kelas, daun pintu ruang kelas, daun puntu kamar mandi, instalasi liatrik, tempat wudlu, meja belajar dan pengadaan alat tulis kantor (ATK).
“Dengan kegiatan bantuan ini diiharapkan, keluarga kami dapat lebih menghayati makna sosial dan gotong-royong,” tutur Jakfar. (smh)