Home > HEADLINE > Indonesia Peringkat Ke-5 Negara Dengan Jumlah Anak Kekurangan Gizi Kronis

Indonesia Peringkat Ke-5 Negara Dengan Jumlah Anak Kekurangan Gizi Kronis

SEMARANG[Kampusnesia] – Hingga saat ini tercatat hampir sembilan juta anak dibawah lima tahun mengalami pertumbuhan tidak maksimal (stunted), akibat kekurangan gizi kronis sehingga angka sebanyak itu menjadikan Indonesia kini berada pada peringkat kelima negara kekurangan gizi sedunia.

Hal itu terungkap dalam Seminar Kesehatan dengan tema “Mencegah Stunting, meningkatkan Daya Saing Bangsa” yang diselenggarakan oleh PT Phapros Tbk bekerja sama dengan harian Bisnis Indonesia yang digelar di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Selasa (13/2).

Sejumlah pembicara hadir dalam seminar itu di antaranya, Komisaris PT Phapros Tbk Fasil Jalal, Ketua Rembuk Nasional Firdaus Ali, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip Hanifa Mahes  Denny dan Direktur Pemberitaan Harian Bisnis Indonesia Arif Budisusilo.

Komisaris PT Phapros Tbk Fasil Jalal mengatakan stunting di Indonesia berpotensi mengancam generasi mendatang menjadi generasi yang hilang, akibat kekurangan gizi.

“Kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian untuk ibu dan anak, mudah terserang penyakit, dan kerja otak yang tidak optimal, sehinggga menurunkan kemampuan kognitif,” ujar Fasil yang juga duduk dalam Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI).

Ketua Rembuk Nasional Firdaus Ali menuturkan pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan angka stunting.

Menurutnya, terdiri dari tiga tahapan untuk menekan angka stunting, pertama penentuan target yakni menargetkan turunnya prevalensi stunting pada anak kurang dari dua tahun dari 37% pada 2013 menjadi 28% pada 2019.

“Kedua, program pencegahan berupa pelaksanaan pencegahan stunting dalam 1.000 hari pertama (dari janin hingga umur dua tahun), dan ketiga, partisipasi publik karena program pemerintah membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Phapros Tbk. Barokah Sri Utami mengatakan saat ini pemerintah sedang aktif berusaha menurunkan penderita anemia pada remaja dan ibu hamil, yang berujung menurunkan angka kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi.

Menurut Emyy panggilan akrab Sri Utami, pihaknya berkontribusi mendukung program pemerintah dengan menyuplai tablet tambah darah (TTD) lewat e-katalog yang sudah dimenangkan tender proyeknya.

“Selain TTD kami juga punya produk multivitamin lain yang bisa mencegah stunting, karena kandungan asam folfat dan zat besinya tinggi,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, PT Phapros TBK memiliki program tanggungjawab sosial perusahaan yang mendukung program pemerintah seperti mendirikan pos pelayanan terpadu, sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan stunting kepada Forum Posyandu Kota Semarang. (rs)

 

 

* Artikel ini telah dibaca 100 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *