Home > HEADLINE > Kerugian Akibat Perang Non Militer Lebih Dahsyat Dan Fatal

Kerugian Akibat Perang Non Militer Lebih Dahsyat Dan Fatal

SEMARANG[Kampusnesia] – Resiko akibat perang non militer yang melanda sebuah bangsa jauh lebih dahsyat dan fatal, dibandingkan dengan akibat kalah perang militer membela negara. Bahkan kini tidak terasa Indonesia sudah masuk dalam pusaran perang non militer berhadapan dengan bangsa lain.

Pejabat Perwakilan Kementerian Pertahanan Provinsi Jawa Tengah Kol Czi TNI Kristijarso S.Ip MM mengatakan perang non militer lebih sulit dan rumit dibanding dengan perang militer, bahkan resiko berpotensi mengalami kerugian jauh kebih dahsyat ketika perang terus belangsung.

“Tidak terasa sebenarnya kita sudah terseret dalam pusaran perang non militer yang mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI,” ujarnya, disela acara penandatanganan kerja sama pencegahan redikalisme dan terorisme antara FKPT Jateng, Perwakilan Kemenhan Jateng, KNPI Jateng, KNPI Kota Semarang dan KNPI Kabupaten Kendal, di Semarang, Rabu (14/2).

Menurutnya, dalam perang militer membela negara sangat jelas siapa musuh yang dihadapi dan seberapa besar kekuatan militer baik dari sisi kemampuan dan jumlah pasukan serta persenjataan yang dimiliki lawan.

Sedangkan perang non militer posisi dan kondisi musuh sulit dikenali dan diketahui dimana posisinya, tetapi tidak terasa ternyata sudah berada di tengah-tengah kandang. Dampak dari serangan itupun sudah membelenggu, namun semkain kesulitan melepaskannya.

Areal perang non militer,  lanjutnya, jauh lebih luas dan tidak terasa masyarakat sangat menikmatinya sebagai sebuah kenyamanan. Misalnya, dalam hal berdemokrasi, karena terlalu asyik menikmati perbedaan akhirnya lupa, ternyata perbedaan di ranah demokrasi telah bergeser keranah lain dan menjelma menjadi ancaman perpecahan.

Di ranah ideology bangsa ini, dia menambahkan sebagian masyarakat sudah tidak lagi takut atau risih serta malu mengoreksi kekurangan dasar negara Indonesia Pancasila, seraya membandingkan ideolgi lain sebagai penegasan bahwa Pancasila itu jelas bertentangan dengan aspirasi masyarakat.

”Ini sangat berbahaya sekali, oleh karena itu kami mengajak kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dini, agar NKRI tetap tegak dan utuh sehingga bangsa Indonesia bisa menghalau lawan dalam perang non militer ini,” tutur Kristijarso.

Ketua DPD KNPI Kota Semarang, Khaerul Awaludin S.Sos.I menutur begitu fatalnya akibat negatif dari perang non militer dan pihaknya menghimbau kepada kalangan generasi muda di Kota Semarang agar meningkatkan kemampuan serta pengetahuannya dalam  membaca perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

“Dengan kemampuan membaca situasi yang ada secara cermat, maka generasi muda tidak mudah terpengaruh dinamika yang ada dengan meninggalkan kearifan lokal. Selain itu, memiliki kemampuan  untuk menseleksi dan menyaring mana yang tepat dan mana yang kurang tepat untuk mendukung upaya kelangsungan ini,”ujarnya. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 466 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *