Home > EKONOMI & BISNIS > Perbaikan Jembatan Merah Akan Dipercepat Dengan Mendatangkan Peralatan Berat

Perbaikan Jembatan Merah Akan Dipercepat Dengan Mendatangkan Peralatan Berat

BATANG[Kampusnesia] – Jalur Di kawasan Blado di Kabupaten Batang terganggu, bahkan akses Dukuh Kemploko Desa Kambangan Blado dengan Dukuh Tampingan Desa Tombo Kecamatan Bandar terputus, akibat jembatan merah roboh tertimpa pohon beringing.

Jembatan yang sering dilewati para pelajar untuk bersekolah itu, menghubungkan kedua wilayah Blado dan Tombo, saat hujan deras terjadi Selasa, (13/2), pohon beringin tumbang menimpa jembatan itu.

Robohnya jembatan itu, menjadi perhatian Bupati Batang Wihaji hingga akan mendatangkan alat berat crane untuk mempercepat perbaikan dan menyambungkan kembali agar secepatnya aktivitas  warga di kedua desa itu dapat kembali normal.

“Saya sudah cek langsung, alat berat crane segera didatangkan untuk menyambung tali jembatan yang lepas tertimpa pohon beringin yang telah lapuk, karena termakan usia ratusan tahun,” ujarnya saat meninjau langsung ke Jembatan Merah, Rabu Sore (14/2).

Menurutnya, jika alat berat crane masih  belum mampu mengatasi jembatan itu, melalui Dinas PU akan mendatangkan alat berat yang lebih canggih lagi dan telah dipersiapkan pembuat jembatan darurat dari bambu sebagai pilihan terakhir sementara.

“Sebelum jembatan kembali seperti semula, saya melarang semua masyarakat melewati jembatan tersebut,” tuturnya.

Jembatan tersebut, lanjutnya, selama ini digunakan warga setempat terutama anak sekolah, karena jalur itu lebih dekat dan cepat, namun tanpa melalui jembatan perjalanan harus memutar dengan melewati empat desa dengan jarak sejauh 10 km.

“Saya terpaksa bolos sekolah karena jarak sekolah kalau kalau tidak melewati jembatan harus muter dan jaraknya cukup jauh,” ujar Yumna Raditya (12) salah satu pelajar kelas 7 MTS Agung Iman Dukuh kemploko Desa Kambangan.

Jembatan merah itu dibangun pada 1989 dan beberapa kali dilakukan renovasi. Jembatan berdiri di atas  sungai Lojahan dengan  panjang 26 meter dan lebar 1 meter. Bahkan musibah tertimpa pohon beringin bukanlah pertama kalinya.

Warga setempat Hadi Suwignyo (48) yan juga sebagai Kepala Dusun (Kadus) Kemloko Desa Kambangan menuturkan jembatan merah itu, sebelumnya juga pernah roboh pada Mei 2014 dengan kasus serupa.

Dia mengharapkan jembatan itu dapat segera diperbaiki, agar dapat mendorong aktivitas warga, termasuk anak-anak sekolah yang selama ini memanfaatkan jembatan itu. (Iwan Arifianto/rs)

 

* Artikel ini telah dibaca 479 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *