JAKARTA[Kampusnesia] – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa perusahaan yang mengelola Go-Jek Indonesia dipastikan akan melakukan berbagai inovasi korporasi, bahkan tahun ini dikabarkan bakal mendapatkan suntikan modal dari sejumlah investor.
Go-Jek juga dikabarkan akan kedatangan rombongan perusahaan raksasa dunia, di antaranya Alphabet Google, BUMN investor asal Singapura, Temasek Holdings, Platform online asal Tiongkok dan Meituan-Dianping.
Selain itu, rumor santer menyebutkan Go-Jek akan kedatangan investor dari dua perusahaan nasional yang memiliki skala bisnis besar yang kabarnya mereka itu salah satu PT Astra Internasional Tbk (ASII).
Astra mengumumkan bakal berinvestasi di Go-Jek dengan nilai US$150 juta atau setara Rp2,025 triliun dengan kurs Rp 13.500 per dolar AS.
Presiden Direktur Astra Internasional Prijono Sugiarto mengakui hal itu dan pihaknya berminat karena Go-Jek dinilai memiliki masa depan cerah. Apalagi masuk dalam daftar 56 perusahaan yang memberikan perubahan besar di dunia.
”Selain perusahaan nasional itu, kelas duniapun berminat di antaranya Apple, Microsoft, dan Google sudah masuk Go-Jek, karena dinilai perusahaan digital (Gojek) itu satu-satunya dari Indonesia, bahkan dari Asia Tenggara,” tutur dia.
Selain itu, dia melihat Gojek ada benang merah dengan Astra terutama antara bisnis Astra dan Go-Jek.
Dia yakin banyak hal yang bisa dikolaborasikan oleh perusahaan yang memiliki bisnis distribusi kendaraan bermotor, pembiayaan kendaraan, asuransi, hingga servis kendaraan itu dengan Go-Jek yang memiliki banyak jaringan transportasi online.
Chief Executive Offiicer dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan pendanaan Astra merupakan bagian dari putaran pendanaan jumbo yang dikabarkan mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp16 triliun.
Astra menjadi investor yang terbesar, meski tak disebutkan berapa persen porsinya. ”Saya tidak bisa mention berapa jumlahnya, yang bisa saya jawab ya ini ronde kontribusi yang sama.
Astra Internasional investor terbesar dalam ronde itu. Bahkan perusahaan-perusahaan besar dunia yang masuk dalam rombongan itu di antaranya adalah Alphabet Google, Temasek Holdings, dan Meituan-Dianping.
Para investor Go-Jek yang sudah ada, misalnya perusahaan ekuitas swasta global KKR & Co LP dan Warburg Pincus LLC juga ikut berpartisipasi pada putaran pendanaan itu.
Setelah mengumumkan menerima pendanaan dari PT Astra Internasional Tbk, Go-Jek Indonesia kembali mengumumkan akan menerima investasi dari PT Global Digital Niaga.
Sayang, nilai investasi yang disuntikkan entitas usaha Grup Djarum itu masih dirahasiakan, walaupun Nadiem menyatakan terbilang besar.
Dalam konfrensi pers, para pembicara saling lempar untuk menjawab pertanyaan media mengenai besaran investasi Grup Djarum. Nadiem menyerahkan kepada pihak Global Digital Niaga.
Namun, Group Director Business Diversification Global Digital Niaga George Hendrata juga masih merahasiakan, mengingat penyertaan modal dilakukan secara bertahap.
“Ini masih fase pertama, mungkin masih ada fase kedua dan ketiga,” tuturnya.
Menurutnya, perusahaan belum menentukan pemanfaatan dana yang akan diraih tahun ini. Namun, dipastikan apa pun yang dilakukan Go-Jek, pengembangannya masih fokus pada pemutakhiran layanan aplikasi dan jangkauan pelayanan.
”Kalau ingin tahu apa inovasi yang akan dilakukan Go-Jek, simpel, kami coba cari masalah wong cilik, misalnya UMKM atau driver itu kan susah mencari pasar. Go-Jek menciptakan platform agar mereka bisa berkarya. Kami ingin hasil karya mereka bertemu dengan masyarakat menengah ke atas. Nah, filosofi bisnis Go-Jek seperti itu mempertemukan dua kelas masyarakat,” ujarnya. (dtc/rs)