SEMARANG[Kampusnesia] – Pemkot Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berupaya akan ikut mengatasi potensi banjir di berbagai wilayah dengan menyiapkan bank sampah untuk dapat dikelola.
Wakil Walikota Semarang mengatakan banjir yang masih terus melanda di berbagai kawasan di wilayahnya, di antaranya akibat penumpukan sampah dan masyarakat masih memanfaatkan saluran sebagai tempat pembuangan sampah.
Kondisi itu, lanjutnya, akan disiapkan untuk pengelolaan sampah di hulu atau di sumber sampah, selain akan mendirikan Bank Sampah di sejumlah kelurahan.
Tidak hanya itu, dia menambahkan DLH juga membantu pembangunan rumah pilah sampah serta perangkat pendukungnya, termasuk timbangan dan komputer untuk kegiatan administrasi.
Menurutnya, penanganan sampah harus dilakukan dari hulu, sehingga bisa mengurangi buangan sampah di sungai hingga diharapkan dapat mengatasi banjir di beberapa wilayah yang selama ini menjadi langgan banjir saat musim hujan.
“Beberapa waktu lalu saat banjir terjadi, ternyata diketahui penyebab utamanya adalah sampah yang menumpuk dan menyumbat di saluran, selain curah hujan yang tinggi. Kenyataan itu dapat terlihat banyak sampah yang menyangkut di jembatan saat hujan terjadi,” ujar Ita panggilan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, usai membuka talk show gerakan peduli sampah di gedung Lokakrida Moch Ikhsan, Semarang, Jumat. (23/2).
Dia menuturkan khusus untuk sampah di saluran, sebenarnya tidak hanya bersumber dari warga Semarang, namun juga lintas kabupaten. Beberapa sungai besar di Semarang, menurutnya berhulu di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang. Sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan menggandeng kedua pemkab itu untuk bekerja sama.
“Edukasi pengolaan sampah tidak hanya dilakukan pada warga Semarang saja, namun juga di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, sehingga sampah yang masuk ke sungai bisa berkurang,” tuturnya.
Edukasi yang dilakukan DLH Kota Semarang, lanjutnya, saat ini sudah berjalan dengan sangat baik, meski terdapat kecil dari warga Kota Semarang yang masih membuang sampah di sungai atau saluran.
Dengan demikian, menurut Ita, Pemkot terus melakukan edukasi pengelolaan sampah yang baik dan mengajak masyarakat, sehingga hasilmya juga bakal bisa kembali dinikmati masyarakat.
“Hasil dari pengelolaan sampah juga akan kembali ke masyarakat, dan mereka mengetahui sampah dapat memiliki nilai ekonomis,” tuturnya.
Hasil pengelolaan sampah oleh masyarakat juga ada beberapa yang dipamerkan, di antaranya bungkus minuman sachet yang dolah menjadi tas, atau botol kemasan minuman yang diproduksi kerajinan tangan.
“Hasil kreativitas masyarakat dalam mengelola sampah patut kita apresiasi, dan akan terus didorong agar terus berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Semarang Gunawan Saptogiri mengatakan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat cukup efektif dalam mengurangi pembuangan sampah ke TPA Jatibarang.
Dari data yang tercatat jika pada 2016 mencapai 82% sampah yang dibuang ke TPA Jatibarang, mengalami menurunan dibanding 2017 lalu sampah yang dibuang ke TPA Jatibarang mencapai 78%.
“Masyarakat Semarang setiap hari memproduksi sampah hingga mencapai 1.400 ton, an jumlah itu cukup besar,” tuturnya.
Selain mengurangi, dia menambahkan pembuangan sampah ke TPA pengelolaan sampah juga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Bahan melalui pengelolaan sampah ini diharapkan masyarakat juga akan mendapatkan manfaat secara ekonomis.
“Kami akan terus mendorong masyarakat untuk membentuk bank sampah, tidak hanya bangunan saja, namun juga peralatan pendukungnya seperti timbangan dan komputer,” ujarnya. (rs)