SEMARANG[Kampusnesia] – Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Jawa Tengah (DPW PPP Jateng) membentuk Tim Anti Teror Terhadap Ulama dan Santri (TATUS, menyusulnya terjadi banyak pembunuhan kyai dan ustad yang dilakukan orang gila.
Ketua DPW PPP Jateng H Masruhan Syamsuri mengatakan pembetukan TATUS itu, untuk melindungan keselamatan para kyai dan santri oleh pihak- pihak tertentu, yang dinyatakan sebagai orang gila saat tertangkap tangan dalam melakukan aksinya.
TATUS, lanjutnya, merupakan amanat warga pendukung PPP di akar rumput yang merasa gelisah atas keselamatan para kyai dan santri yang akhir-akhir ini sering diteror oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungbjawab.
“Tim TATUS dimotori generasi muda PPP Jateng yang tergabung dalam wadah organisasi Gerakan Pemuda Ka’bah, Angkatan Muda Ka’bah dan Satgas Pemuda PPP ,” ujar Masruhan, di Semarang Jum’at (23/2).
Menurutnya, meski ditulang punggungi kader-kader muda PPP, namun dalam operasionalnya tidak akan mengibarkan bendera partai. Sasaran yang akan dilindunginyapun tidak terbatas pada diri kyai dan santri yang menyalurkan aspirasi politiknya ke PPP saja, tetapi semua kyai dan santri tanpa dilihat warna politiknya akan dilayani dan dijamin keamanannya dari aksi teror yang dilakukan oleh orang gila jika berhasil ditangkap saat melakukan teror.
Penganiayaan yang dilakukan orang “gila” terhadap kyai dan santri itu sudah sangat meresahkan dan aksi-aksi itu sudah termasuk dalam kategori terir alias kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.
Kondisi itu, lanjutnya, aksi ini harus dilawan bersama-sama oleh seluruh masyarakat. Aksi teror kepada kyai dan santri oleh orang “gila” itu sudah merebak di beberapa wilayah di Jatim dan mulai merembes ke Jateng, sehingga PPP Jateng segera membentuk TATUS untuk melindungi kyai dan santri.
Dalam menjaga asset bangsa ini, ujar Masruhan, TATUS lebih menonjolkan sikap preventif dan pencegahan dengan menjalin kerja sama dengan aparay kepolisian, sehingga kalau suatu saat menangkap “orang gila” yang melakukan teror terhadap kyai langsung diserahkan ke aparat, tidak boleh main hakim sendiri.
DPP PPP, dia menambahkan sudah membuat kajian kritis atas fenomena orang “gila” meneror pesantren. Salah satu kesimpulannya kasus ini “by design”, ada otak pelaku utama yang harus diungkap oleh aparat.
Namun, Masruhan belum bersedia mengungkap siapa otak utama kasus ini. Siapapun di balik kasus ini harus dilawan bersama-sama oleh masyarakat.
Ketua FKPT Jateng Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum merespon positif kehadiran TATUS yang misi utamanya memberikan perlindungan kepada warga negara dari ancaman teror.
Hanya, lanjutnya, diharapkan institusi ini dapat bersikap profesional dalam menjalankan aksinya, tekanan gerakannya pada pencegahan aksi radikalisme dan terorisme (smh)