JAKARTA[Kampusnesia]- Polri menjanjikan bakal mengungkap secara jelas motif dibalik kasus penganiayaan terhadap sejumlah ulama yang dilakukan oleh para “orang gila” akhir-akhir ini, paling ambat dua minggu ke depan.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penangguloangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ir Hamli MT mengatakan aparat Kepolisian akan secepatnya mengungkap kasus-kasus “orang gila” yang mengancam, sekaligus menganiaya para tokoh agama di berbagai daerah, paling lama dua minggu.
“BNPT sudah bertemu dengan Kabareskim Mabes Polri. Kasus-kasus seperti itu saat ini tengah dalam proses penyidikan, paling lama dua minggu akan diungkap dari sisi pelakunya , apakah benar-benar gila atau gila yang disekenario,” ujarnya saat menutup Rapat Kerja Nasional Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (Rakerrnas FKPT) di Jakarta, akhir pekan ini.
Menurutnya, untuk mengungkap kondisi pelaku penganiayaan apakah orang gila atau tidak itu bukan otoritas polisi, tetapi ada institisoi lain yang kompeten. Polisi tidak boleh tergesa-gesa menyebut seseorang itu gila atau tidak sebelum ada penanganan secara khusus oleh pemilik otoritas untuk itu.
Diduga, lanjutnya, para pelaku itu ada yang memang benar-benar gila, gila-gilaan dan dibuat gila secara sistemik. Gila yang terakhir atau yang dibuat gila secara sistemik bisa dilakukan dengan meminumkan obat anjing gila kepada seseorang, yang setelah diminum sikapnya bisa seperti orang gila. Tapi hanya bertahan dua jam saja, setelah itu kembali normal.
“Kalau Polisi tidak secepatnya menyelesaikan dan memberikan kejelasan atas terjadinya kasus ini, dikhawatirkan masyarakat akan bergerak sendiri-sendiri atau sepihak. Apalagi sebagian masyarakat sudah menganggap bahwa kasus ini bagian dari gerakan radikal dan terror,” tuturnya.
Dengan demikian, dia menambahkan, FKPT yang tersebar di 32 provinsi diharapkan segera bergerak dan hadir ditengah-tengah masyarakat yang sedang mencari-cari dan menduga-duga motif kejahatan itu, dengan mengajak masyarakat agar bersabar menunggu hasil penyidikan yang dilakukan oleh Kepolisian.
Ketua FKPT Jateng Dr Drs Budiyanto SH M Hum menuturkan siap merealisasikan harapan BNPT dalam konteks kasus orang gila atau pura-pura gila meneror ulama. Kasus seperti ini tidak terjadi di wilayah Jateng.
Namun demikian, lanjutnya, FKPT Jateng jauh hari sudah menggelorakan gerakan kewaspadaan terhadap ancaman dari dalam yang dapat mengganggu kenyamanan dan ketentraman masyarakat.
Upaya FKPT Jateng didukung oleh berbagai elemen masyarakat , ormas-ormas kepemudaan dan kemasyarakatan bersama Perwakilan Kementerian Pertahanan Provinsi Jateng sudah mulai bergerak mendorong kewaspadaan dini masyarakat, agar aksi radikal dan teror tidak terjadi di Jateng.
“Dengan adanya gerakan kewaspadaan itu, dipastikan tidak hanya ulama atau tokoh agama lainnya yang merasa terlindungi dan tenteram, tetapi semua lapisan masyarakat merasa nyaman, aman dan tenteram,” ujarnya.
Para pelaku tindak kejahatan, menurutnya, tentu akan berfikir berkali-kali, sebab aksinya di Jateng akan dihadapi secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat. (smh)