RIYADH[Kampusnesia] – Indonesia ikut berpartisipasi dalam Festival Budaya Janadriyah (Mahrajan Janadriyah ) Saudi Arabia yang dibuka sejak 15 Februari lalu, sebagai upaya untuk dapat meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara itu.
Duta Besar Indonesia untuk Saudi Arabia Dr Agus Maftuh Abe Gebriel mengatakan jauh sebelum digelarnya agenda budaya itu telah dilakukan peningkatan volume kunjungan ke berbagai daerah di wilayah negara Saudi Arabia, untuk bersilaturahmi dengan para pemangku otoritas dan tokoh-tokoh masyarakat lokal serta para kepala suku setempat.
“Di forum-forum itulah saya mempopulerkan syair Saunesia , akronim dari persaudaraan Saudi Arabia dan Indonesia. Syair ini juga saya bacakan di hadapan para pangeran kerajaan Saudi Arabia dalam berbagai kesempatan,” ujarnya di Riyadh – Saudi Arabia kepada Kampusnesia.com melalui saluran komunikasi, Sabtu malam (24/2).
Menurutnya, agenda ini sangat membekas di sanubari mereka, sekaligus mengingatkan di masa lalu para pendahulu-pendahulu dari kedua negara itu sudah memiliki jalinan persaudaraan yang sangat erat dan tidak mungkin akan terlupakan.
Dia menuturkan untuk mengabadikan momentum ini, kedua pihak menanam pohon yang diberi nama Syajarotus Saunesia yang artinya pohon Saunesia.
Dari sinilah, lanjut alumnus pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak ini, muncul kesan yang mendalam di kalangan pemegang otoritas lokal dan kepala-kepala suku di negara itu, Indonesia memiliki posisi yang sangat penting bagi negara pemangku kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah.
Akhirnya dalam agenda festival yang digelar selama empat pekan itu, Indonesia untuk pertama kalinya diundang berpartisipasi di dalamnya. Festival yang digelar setiap tahun ini dimulai sejak 1985.
Indonesia tercatat sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang diundang bersama enam negara lainnya meliputi Brazil, Ukraina, Algeria, Ethiopia dan Spanyol. Proses keikutsertaan Indonesia dalam agenda budaya ini diawali dengan diterimanya undangan dari Diwan Maliki atau Royal Court (Kantor Kerajaan) melalui Kementerian Luar Negeri Saudi Arabia yang sebelumnya mendapat arahan dari Raja Salman.
Semula, ujar Agus, untuk berpartisipasi dalam agenda kegiatan itu akan didatangkan tim budaya dan kesenian dari Indonesia yang disiapkan secara khusus oleh Kementerian Pariwisata dan Kemendikbud, tetapi waktunya sangat pendek dan diperhitungkan tidak cukup untuk melakukan persiapan.
Dengan demikian, dia menambahkan akhirnya diambil jalan terobosan dengan melibatkan para expatriate Indonesia yang biasa tampil di acara-acara KBRI Riyadh bersama para siswa Sekolah Indonesia Riyadh (ISIRI) dan para istri diplomat Indonesia untuk pementasan berbagai tarian.
Di arena festival itu, tutur Dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, juga dibacakan syair dan puisi diplomatik karyanya yang berjudul Qosidah AlSaunesiyyah al-Wuddiyah al-Akhawiyah ( Kasidah saunesia Yang Penuh Cinta dan Petrsahabatan ).
Secara umum festival yang dikunjungi jutaan pengunjung dari dalam negeri Saudi Arabia dan manca negara itu, penampilan Indonesia mendapat apresiasi yang sangat mendalam baik dari pengunjung dalam negeri maupun mancanegara.
“Melalui agenda budaya yang diikuti itu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan diplomatik Indonesia-Saudi Arabi, selain juga dapat meningkatkan daya tarik kalangan mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia,” turut Agus. (smh)