SEMARANG[Kampusnesia] – Kawasan Kota Lama Semarang bakal masuk dalam kota sejarah warisan budaya dunia oleh UNESCO di 2020, setelah Kota Tua Jakarta dan Sawahlunto gagal masuk dalam daftar sementara (tentative list), akibat kelengkapan dokumentasi dosier sejarahnya tidak memenuhi persyaratan.
Kepala Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arif Rahman mengatakan Kota Lama Seamarang sangat berpeluang masuk sebagai kota warisan budaya dunia, mengingat pengembangan Kota Lama lebih menraik dan berbeda dengan kota tua lainnya.
“UNESCO menilai perkembangannya ke arah ekonomi dan kebudayaannya kota tua di beberapa negara mengalami kemerosotan. Namun, Semarang saya lihat tidak, penataannya benar, bahkan strategi ke depan baik kebudayaan dan ekonomi bisa terwujud,” ujarnya, selepas Workshop Strategi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Kota Lama Semarang, Senin (26/2).
Workshop digelar, menurutnya, bisa untuk enunjukkan contoh nyata terhadap pembangunan Kota Lama yang kini melibatkan semua elemen, di antaranya para peneliti, akademisi, pemerintah, bahkan ilmuwan sejarah.
“Tidak dipungkiri memang terdapat kota di dunia yang dibangun tanpa penelitian akhirnya keliru, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, bahkan terjadi jumlah warga tidak bisa dikendalikan. Kalau Semarang nampaknya sudah benar dari awal,” tuturnya.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan untuk kawasan Kota Lama kini tegah disusun dosier, termasuk lembaran dokumen dosier yang didapat dari Museum Arsip Nasional Belanda dan Prancis.
September mendatang, lanjutnya, draft dosier sudah selesai, November Final, sehingga diupayakan 2019 sudah bisa masuk dalam tentative list UNESCO dan akan diuumkan pada 2020.
Selain itu, dia menambahkan kawasan yang dikenal dengan sebutan ‘Little Netherland’ ini dahulu kerap menjadi langganan banjir dan air rob, namun, saat ini sudah tidak lagi dan sistem drainase dan penataan kabel terus ditata.
“Apalagi program ini didukung bantuan pemiayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan menyiapkan sebesar Rp156 miliar,” ujar Ita panggian akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu itu.
Tidak hanya itu, menurutnya, resiko bencana bagi bangunan sejarah Kota Lama juga sudah dimitigasi. Dalam kawasan itu kini terdapat 116 bangunan bersejarah, beberapa di antaranya sudah direvitalisasi terdiri Gedung Telkom dimanfaatkan sebagai UMKM Centre, Gedung Oudetrap, Moonod Huis dan lainnya. (rs)