SUKOHARJO[Kampusnesia]- Efuria kampanye Pilkada serentak yang mulai berlangsung di 171 daerah, diharapkan tidak menjadikan masyarakat lengah dalam mengantisipasi gerakan radikal dan teror yang tiada henti mencari celah untuk beraksi di sepanjang waktu.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Dr. Drs Budiyanto SH M Hum mengatakan belajar dari pengalaman kejadian di masa lalu ada kecenderungan para teroris seringkali menjalankan aksinya di saat masyarakat menjalankan berbagai aktivitas yang sifatnya massif seperti saat bersama-sama merayakan hari raya agama.
“Tidak mustahil para teroris akan menyusup dan membuat kekacauan di salah satu daerah di Jateng pada saat masyarakat sibuk menghadpi pesta demokrasi seperti saat ini ,” ujarnya saat berbicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Dengan Keberagamaan dan Kebhinekaan Kita Suskseskan Pilkada Serentak 2018 Yang Aman Kondusif, di Hotel Bhrothers Solo Baru Sukoharjo, Selasa (27/2).
Menurutnya, jika para teroris berhasil memanfaatkan celah itu, akibat kelengahan masyarakat bakal kena dampak, sehingg yang akan diderita masyarakat semakin berat dan bertambah.
Tidak hanya beban, lanjutnya, karena jatuhnya korban, tetapi juga akan muncul dampak terganggunya proses demokrasi untuk memilih pemimpin di negeri ini.
Kalau proses pemilihan pemimpin melalui Pilkada terganggu, akibatnya akan bertambah fatal. Problem politik semakin menambah kerumitan yang tidak mudah diurai dalam waktu yang cepat.
Dalam FGD yang diselenggarakan Polres Sukoharjo dan diikuti 200 orang tokoh masyarakat setempat itu, Budiyanto mengingatkan pesta demokrasi berupa Pilkada serentak yang dijadwalkan akan berlangsung Juni mendatang harus didukung suasana yang kondusif dan kompak oleh tiga elemen penting yang ada di pusaran Pilkada.
Ketiga elemen itu, dia nenambahkan meliputi pertama, elemen kandidat dan partai pengusung harus siap kalah dan siap menang. Kedua elemen penyelenggara yakni KPU dan Panwas harus mampu berlaku adil dan jujur dan ketiga elemen pemilih harus memiliki kedewasaan dan rasa tanggung jawab dalam menentukan pilihanannya.
Menurutnya, kalau ketiga elemen itu salah satunya saja bergeser dari semangat dan nilai demokrasi serta sportifitas dipastikan harapan untuk membangun demokrasi yang sejati akan sulit tercapai.
“Apalagi kalau dikemudian hari ada pihak yang dirugikan dengan problemnya berpangkal dari rendahnya sportifitas dalam berdemokrasi dikhawatirkan akan memunculkan kegaduhan politik. Dalam kondisi seperti itu, para teroris diam-diam akan masuk dan menjadi penumpang gelap demokrasi.
“Oleh karena itu saya mengingatkan kepada semuanya agar dalam mengikuti pesta demokrasi yang tahapannya sudah dimulai ini harus sama-sama memiliki perasaan dan tanggung jawab bersama, agar pihak-pihak yang akan memperkeruh suasana termasuk para teroris tidak memiliki ruang gerak dalam menjalankan aksinya,” tutur Budi. (smh)