Home > HEADLINE > Problem Mewujudkan Keluarga Bahagia Dan Sejahtera Semakin Berat Di Era Global

Problem Mewujudkan Keluarga Bahagia Dan Sejahtera Semakin Berat Di Era Global

DEMAK-[Kampusnesia] –  Upaya untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera di era global semakin berat tantangannya, hingga dibutuhkan kesabaran serta kemampuan menghadapi problematika yang setiap saat menghadang.

Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Kemaslahatan Keluarga  Nahdlatul Ulama Jawa Tengah ( PW LKKNU Jateng) Dra Hj Jauharotul Faruda M Ag mengatakan tantangan untuk membentuk keluarga sakinah di era global seperti sekarang sangat berat, bahkan tidak dapat diperoleh dengan secara instan.

“Untuk mewujudkan keluarga sakinah harus melalui proses panjang dan bertahap, tidak bisa secara instan. Tidak semua orang bisa mengetahui bagaimana caranya,” ujarnya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Kerja Cabang Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (Rakercab LKKNU ) Kabupaten Demak, di Demak,  akhir pekan lalu.

Menurutnya , memiliki keluarga sejahtera dan bahagia baik di dunia dan di akherat kelak  memang menjadi dambaan semuan orang. Namun, untuk meralisasikannya perlu pemahaman dan pembelajaran yang intens atau proses yang panjang.

Prose situ, lanjutnya dimulai dari sejak seorang ibu mengandung anak , kemudian  sang anak lahir di dunia, menjadi anak balita , merangkak ke masa remaja  dan akhirnya mencapai usia dewasa. Kemudian dilanjutkan dengan hidup berumah tangga.

Tahapan-tahapan itu, lanjutnya, berlangsung dengan penuh dinamika  dan tidak pernah sepi dari problematika yang tentunya harus dihadapi dan diselesaikan, hingga tahapan itu bisa dilewati dengan baik serta selamat dengan dibutuhkan persiapan yang matang, tidak serampangan.

Terlebih di era global  seperti sekarang ini, menurutnya, suasana hedonis dan pragmatis yang selalu membayangi perjalanan hidup manusia menjadi tantangan yang menghadang siapa saja. Belum lagi pengaruh media sosial (medsos) yang terus melekat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan di sepanjang kehidupan.

Dia menuturkan agar semua itu bisa dilewati, sejak dini bangunan keluarga yang didalamnya terdapat sosok ayah, ibu dan anak harus diberikan injeksi dan energi agar memiliki kemampuan dan ketahahanan hidup lahir batin.

Ketahanan lahir bisa diwujudkan dengan memberikan asupan gizi berkualitas mulai dalam kandungan hingga lahir dan mencapai usia dewasa. Sedangkan untuk memperkokoh ketahanan mental bisa diawali melalui  pemberian edukasi dan pendampingan pada anak mulai sejak di kandungan hingga masa remaja, bahkan hingga dewasa. (smh)

 

* Artikel ini telah dibaca 406 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *