SEMARANG[Kampusnesia] – Pemprov Jateng semakin gencar berupaya untuk menarik investasi dapat masuk di berbagai daerah di provinsi hingga diharapkan realisasinya dapat melampui target sepanjang 2018 lebih dari senilai Rp47,4 triliun.
Pemprov Jateng melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terus berupaya untuk menarik investor agar menanamkan modal di Jateng dengan menawarkan berbagai potensi unggulan yang dimiliki berbagai daerah.
Kepala DMPTSP Jawa Tengah Prasetyo Ariwibowo mengatakan optimis tahun ini nilai investasi akan melampaui Rp47,4 triliun, hingga setidaknya sama dengan yang berhasil direalisasikan sepanjang tahun lalu sebesar Rp51, 5 triliun.
Keyakinan itu, lanjutnya, dinilai sangat relatif realistis, setelah melihat dari tahun lalu Jateng menempati posisi keenam nilai investasi terbesar di Indonesia dengan capaian Rp51,5 triliun.
“Kenaikan investasi di Jateng terus positif. Kami optimis nilai investasi bisa tercapai seuai yang diharapkan,” ujarnya, Jumat (9/3).
Tahun ini, dia menambahkan berbagai potensi daerah akan semakin gencar ditawarkan kepada investor baik sektor agribisnis, properti, industri, manufaktur maupun infrastruktur.
“Kami juga meminta para investor yang telah melakukan aktivitasnya dengan pendirian industri dapat segera menyerahkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM). Untuk memaksimalkan potensi yang belum tergarap,” tuturnya.
Menurutnya, pada aal tahu ini Januari-Februari sudah terdapat 2.000 izin usaha dan investasi yang diterbitkan DPMPTSP Semarang. Namun, pihaknya belum dapat menyebutkan total investasi untuk pemberian izin sebanyak itu.
Selain itu, dia menambahkan saat ini Jateng tengah menawarkan Kawasan Industri Kendal (KIK) kepada sejumlah investor, mengingat semua fasilitas pendukung KIK sudah semakin memadai.
Sepanjang 2017 lalu nilai investasi di Jateng mencapai sebesar Rp 51,54 triliun yang didomimasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp31,67 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp 19,86 triliun.
Prasetyo Aribowo menuturkan nilai investasi 2017 sebesar itu, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, seiring meningkatnya minat investor menanamkan modalnya di Provinsi ini.
“Dari fasilitas PMA sebesar itu, untuk pendirian industri diberbaga sektor di antaranya Listrik, Gas, dan Air sebesar senilai US$ 1.079.114, Industri lainnya US$ 377.427, Industri Kayu US$ 269.077, Industri Kulit, Barang dari kulit dan sepatu US$ 189.543 serta Industri Tekstil US$ 145.041,” ujarnya.
Industri PMA itu, lanjutnya, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 129.240 orang, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 175.212 orang. Penurunan itu akibat pesatnya teknologi digital yang sebagian besar menghentikan tenaga manusia.
Menurutnya, para pengusaha PMA/PMDN kinin telah dapat melakukan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) langsung kepada BKPM-RI melalui sistem aplikasi online, sehingga semuanya juga tercatat resmi secara nasional.
Selama 2017, lanjutnya, total proyek investasi PMA di Jateng sebanyak 955 unit terdiri dari penyerapan tenaga kerja asing 716 orang dan tenaga kerja Indonesia 83.204 orang.
Dari tinkat daerah. Tercatat Kabupaten Jepara selama empat triwulan berturut-turut menempati urutan pertama berhasil merealisasi investasi PMA dengan nilai investasi US$ 1.042.725.70 untuk 160 proyek.
Sementara negara asing yang paling mendominasi penanam modal di Jateng tercatat Jepang dengan sebanyak 77 proyek dan nilai investasi sebesar US$ 1.123.898.80.
Nilai investasi unutuk PMDN, dia menambahkan tercatat tertinggi pada sektor transportasi, gudang, telekomunikasi, tekstil, industri makanan dan jasa lainnya. (rs)