SEMARANG[Kampusnesia] – Kehadiran media online yang sangat cepat dalam mensajikan informasi, semakin mendorong minat migrasi masyarakat dalam menikmati sajian informasi melalui media konvesional ke cyber media (media siber).
Drs Kusnadi Chandra Jaya Dosen mata kuliah indepth reporting Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang mengatakan para pembaca media konvesional termasuk media cetak akhir-akhir ini semakin menipis jumlahnya, dan mereka mulai beralih ke media online.
“Akses internet semakin mudah diperoleh, dan perangkat ponsel semakin canggh, sehingga wajar kalau masyarakat mulai perlahan meninggalkan media konvesional, dan mereka mulai menyukai media siber, karena media online memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi yang lebih cepat,” ujarnya, di Semarang, Sabtu (10/3).
Menurutnya, migrasi atau peralihan pembaca sangat wajar. Revolusi digital mendorong orang untuk semakin cepat dalam bergerak, termasuk dalam mendapatkan informasi. Akibat perubahan ini tidak hanya media kecil yang terkena dampak, tetapi media-media mainstream juga kena imbas mulai ditinggalkan pembacanya.
Media cetak, lanjutnya, terlalu lamban atau kalah cepat dari media online dalam menyebarluaskan informasi. Selain itu dari sisi kepraktisan, secara fisik alat komunikasi HP atau android lebih mudah dan praktis dibanding media cetak .
Semakin tingginya minat masyarakat dalam mengakses informasi melalui media siber pada akhirnya juga berdampak terhadap keberadaan media cetak, hingga mengakibatkan media-media konvesional semakin sulit bertahan dan akhirnya satu persatu mengakhiri masa terbitnya sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini.
Namun demikian, tuturnya, migrasi pembaca tidak menjadikan semua pengelola media cetak surut nyalinya. Bahkan ada beberapa media cetak mainstream yang mampu bertahan sehingga dapat selalu mengunjungi pembaca sesuai dengan jadwal terbitnya.
“Agar bisa bertahan biasanya dalam menampilkan konten-kontennya, pengelola media memiliki kemampuan dalam menyajikan informasi penting yang tidak tercover oleh media online,” ujarnya.
Dia menuturkan untuk bisa tetap bertahan pengelola media cetak memang harus bekerja keras dan memiliki kelebihan dalam menentukan segmen pembacanya. Penentuan segmen tidak bisa dutentukan melalui cara yang serampangan tetapi harus memiliki kemampuan riset yang kuat. ( Yanuar Aisyah/smh)