JAKARTA[Kampusnesia] – Indonesia gandeng Kazakhstan untuk gelorakan Islam yang damai dan toleran ditengah berlangsungnya konflik yang berkepanjangan di beberapa negara muslim dan banyaknya pengungsi yang berasal dari negara-negara muslim.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI Bey Machmudin dalam siaran persnya mengatakan ajakan untuk menyuarakan Islam yang damai dan toleran itu disampaikan Presiden RI Ir Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kunjungan kehormatan Senat Parlemen Kazakhstan yang dipimin Ketuanya Kassym Jomart Tokayev, di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (13/3).
“Indonesia dan Kazakhstan adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim. Untuk itu Indonesia berharap persahabatan dengan Kazakhstan ini dapat menyuarakan Islam yang damai dan toleran,” ujar Jokowi.
Menurutnya, belum selesainya konflik yang berkepanjangan di negara muslim yang mengakibatkan banyak pengungsi yang keluar dari negaranya, menjadi tanggung jawab bersama. Indonesia dan Kazakhstan perlu memperkuat kerja sama di bidang kemanusiaan.
Kedua negara itu, lanjutnya, tahun ini akan memperingati hubungan diplomatik yang sudah berlangsung selama 25 tahun dan diharapkan momentum ini menjadi awal yang baik dalam mempererat hubungan kedua negara. Masih banyak peluang kerja sama yang dapat ditingkatkan.
Menurut Jokowi, diharapkan Kazakhstan bersedia memberikan dukungan atas pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019 – 2020. Kontribusi dan upaya Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia selama ini akan menjadi modal untuk meningkatkan kontribusi yang yang lebih banyak lagi, jika Indonesia duduk sebagai anggota DK PBB.
Ajakan Jokowi direspon positif Tokayev, terutama dalam mewujudkan hubungan dan kerja sama bilateral kongkrit khususnya di bidang ekonomi.
Usai pertemuan, Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf yang mendampingi delegasi Parlemen Kazakhstan menuturkan Presiden Jokowi diundang untuk hadir dan menyampaikan pidato dalam acara Congres of the Leaders of World and Traditional Religions, yang digelar di Astana Kazakhstan pada 10-11 Oktober mendatang.
Presiden Jokowi, dia menambahkan menyambut baik undangan itu dan mempertimbangkan untuk memenuhinya. Kalaupun tidak bisa menghadirinya, dipastikan Indonesia akan berpartisipasi dalam agenda itu.(smh)