JAKARTA[Kampusnesia] – Ethiopia sangat berminat dapat mengelola limbah eceng gondok untuk diproduksi menjadi pelet bahan bakar pengganti minyak dan gas, seperti yang telah dilakukan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dalam mengatasi eceng gondok, di danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang.
Minat Ethiopia itu tersirat saat Kedutaan Besar Ethiopia bertemu khusus dengan Direksi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, di Jakarta, Senin lalu. (26/3). Pertemuan dilakukan antara Duta Besar Ethiopia untuk Indonesia Prof Admasu Tsegaye (PhD) dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.
Ethiopia sangat berminat untuk dapat memproduksi limbah eceng gondok menjadi energi terbarukan, mengingat negara itu juga memiliki banyak danau yang dipenuhi tumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi di danau Rawa Pening, Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Selain itu, memproduksi pellet bahan bakar dari enceng gondok, sekaligus dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di beberapa danau di Ethiopia, tidak jauh berbeda seperti yang dialami Rawa Pening.
Pemerintah Ethiopia juga menyampaikan danau-danau di Ethiopia memiliki permasalahan yang sama dengan danau Rawa Pening, karena hampir seluruh permukaan danau tertutup eceng gondok.
“Kami belajar dari apa yang terjadi di Rawa Pening, tentang bagaimana Sido Muncul mengatasi masalah eceng gondok. Kami juga sudah melihat langsung kondisi di Rawa Pening dan bagaimana cara mengatasinya untuk diterapkan di danau-danau di Ethiopia yang mengalami kondisi serupa,” ujar Prof Admasu.
Menurut Admasu, cara yang dilakukan Sido Muncul sangat baik karena bukan hanya membersihkan danau, tapi juga menyelamatkan sumber air, termasuk membangun komunitas masyarakat di Rawa Pening.
Rencananya, dia menambahkan Pemerintah Ethiopia akan mendatangkan para ahli dari Ethiopia dan Kementerian ESDM untuk menemui Irwan dan belajar mengenai pembuatan pelet eceng gondok langsung ke Pabrik Sido Muncul Semarang. Begitu juga sebaliknya, Pemerintah Ethiopia akan mengundang pihak Sido Muncul berkunjung ke Ethiopia untuk bertukar pengalaman dan berbagi informasi.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan di kawasan Rawa Pening eceng gondok hanya dijadikan bahan kerajinan tangan dan diambil bagian batangnya, hingga tidak menyelesaikan permasalahan yang menjadikan Rawa Pening tetap semakin dangkal dan kotor akibat dipenuhi tumbuhan eceng gondok.
Pemanfaatan eceng gondok dari Sido Muncul ini menarik perhatian dari Pemerintah Ethiopia untuk dapat belajar kepada Sido Muncul bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dan memanfaatkan menjadi bahan bakar.
“Kami senang dan terbuka menyambut baik kedatangan Dubes Ethiopia yang berkeinginan belajar memproduksi bahan bakar briket dari bahan baku limbah eceng gondok. Apa yang kami lakukan dijadikan contoh bukan hanya di dalam negeri, tapi juga bagi negara lain, khususnya Ethiopia,” tutur Irwan.
Menurutnya, produksi briket dari bahan baku eceng gondok yang dilakukan Sido Muncul diharapkan dapat diterapkan di danau lain yang mengalami permasalahan yang sama, mengingat semakin meningkatnya permintaan terhadap briket eceng gondok untuk bahan bakar, dipastikan populasi eceng gondok pun akan berkurang hingga bisa menyelamatkan sumber air serta membangun pariwisata di danau setempat.
Seperti diketahui PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melakukan inovasi terbaru dengan membangun pabrik untuk memproduksi sumber energi dari bahan baku eceng gondok senilai Rp4 miliar.
Setelah melalui berbagai penelitian terhadap tanaman eceng gondok dan telah lolos uji oleh PT Scofindo, limbah eceng gondok kini mulai diproduksi besar-besaran oleh PT Sido Muncul di pabriknya di Desa Bergas, Klepu, Kabupaten Semarang.
Irwan menuturkan limbah eceng gondok basah yang diproses melalui mesin untuk perajangan dan pengeringan hingga menjadi produk padat (briket/biomas) serta hasilnya yang terbentuk pellet dapat digunakan sebagai energi baru menggantikan bahan bakar minyak atau gas.
Pabrik pellet itu, lanjutnya, dibangun di atas lahan seluas 1.200 meter persegi dilingkungan pabrik SidoMuncul dengan kapasitas 1,5 ton ber jam serta menggunakan mesin buatan dari China.
Limbah eceng gondok, dia menambahkan mudah didapat di kawasan Rawa Pening yang lokasinya tidak jauh dari pabrik SidoMuncul dan sekaligus untuk memprakarsai pembangunan pariwisata Rawa Pening yang ada di Kabupaten Semarang dengan memberdayakan enceng gondok yang menutup permukaan Rawa Pening seluas 2.670 hektare itu.
“Produk pellet ini bisa digunakan untuk pengganti minyak maupun gas dengan perbandingan kalori efektif 90%, sedangkan kalori briket batubara efektif hanya 40%. Namun, hasil pellet ini masih untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pabrik, belum ada niatan untuk dikomersialkan,” ujar Irwan.
Rekayasa pabrik pembuatan bahan energi itu, kata Irwan, juga sebagai upaya untuk ikut mengatasai persoalan populasi enceng gondok yang selama ini tidak terkendali di permukaan danau Rawa Pening.
Tidak hanya itu, lanjutnya, juga untuk membantu mengurangi dan membersihkan tumbuhan enceng gondok sesuai target yang diinginkan, hingga kondisi Rawa Pening bersih dan memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi sektor pertanian, perikanan, pariwisata serta dampak positif lainnya seperti ketersediaan air, lapangan kerja dan lingkungan yang baik.
Dengan partisipasi SidoMuncul, dapat membantu membersihkan eceng gondok dari permukaan danau Rawa Pening dan dapat dipastikan ke depan danau Rawa Pening setelah bersih bakal mampu mendongkrak potensi pariwisata di daerah itu. (rs)