Home > EKONOMI & BISNIS > Pengelolaan Sampah Membutuhkan Sentuhan Akademisi

Pengelolaan Sampah Membutuhkan Sentuhan Akademisi

SEMARANG[Kampusnesia] – Dalam beberapa dekade terakhir, sampah mulai diupayakan dapat dikelola hingga memberikan nilai tambah seperti melakukan daur ulang, meniptakan sumber energi terbarukan.

Upaya itu butuh peran akademisi dalam hal pengkajian guna pengelolaan sampah untuk mewujdkan pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Profesor Sadhan K Ghosh dari Jadavpur University, Kolkata, India mengatakan dinamika sampah ini menjadi hal yang menarik untuk terus diamati, diteliti dan dikembangkan.

Pengelolaan sampah, lanjutnya, seperti di kawasan Jatibarang Semarang yang belum sepenuhnya mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan.

”Saya melihat di kawasan itu, hanya sebagai tempat pembuangan, belum sebagai lokasi pengolahan, sehingga hanya memindahkan sampah rumah tangga ke penampungan saja,” ujarnya didampingi Wakil Rektor I UIN Dr Musahadi, di sela-sela seminar Internasional dan workshop berjudul ”sustainable development” di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Senin (26/3).

Seminar diikuti oleh para dosen UIN dan kalangan akademisi pemerhati lingkungan di Semarang dan sekitarnya.

Menurutnya, salah satu sumber produksi sampah adalah rumah tangga, sedangkan jenis sampah anorganik dan organik tidak sedikit diproduksi oleh rumah tangga setiap harinya.

Sampah anorganik ini, dia menambahkan berupa bungkus makanan dan minuman juga perlengkapan rumah tangga yang berbahan dasar plastik dan kaleng.

“Mestinya sampah ini dapat dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Plastik dengan bahan dasar polimer dapat di daur ulang menjadi produk-produk berbahan dasar plastik seperti perlengkapan rumah tangga, mainan anak-anak bahkan menjadi bungkus makanan dan minuman kembali,” tuturnya.

Sampah organik, lanjutnya, dapat berasal dari sisa makanan dan minuman nyang dapat digunakan sebagai bahan utama pupuk kompos yang bermanfaat sebagai penyubur tanaman.

“Bahkan,  sampah organik dari manusia dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru seperti yang sudah kami lakukan di India,” ujarnya.

Menurutnya, perilaku manusia menjadi kunci untuk menciptakan pengelolaan sampah yang baik dan ramah lingkungan, sehingga dibutuhkan kesadaran untuk memilah pembuangan sampah sejak dari rumah tangga.

Sementara itu, Dr Musahadi menuturkan workshop dengan menghadirkan pembicara dari akademisi universitas di India ini, karena permasalahan sampah di negara tersebut tidak jauh berbeda dengan di Indonesia.

Prof Sadhan K Ghosh saat ini juga menjadi salah satu konseptor pengelolaan sampah di India untuk menjadi bahan produktif.

“Dengan demikian, para dosen maupun peneliti di UIN ini kami harapkan bisa belajar dari Prof Sadhan ini untuk kemudian melakukan penelitian tentang pembangunan berkelanjutan di sini,” ujarnya.

Menurutnya, dari materi yang dibawakan,  dapat diambil pelajaran bagaimana penanganan limbah yang ada di negara-negara yang permasalahnnya hampir sama dengan di Indonesia. Namun, tak sedikit dari negara tersebut kemudian berhasil mengelola sampah ini menjadi barang produktif seperti di India.

“Peran akademisi maupun peneliti memang sangat penting untuk memberi masukan kepada pemerintah daerah. UIN Walisongo juga bisa mengambil peran tersebut melalui kajian akademis,” tuturnya. (rs)

 

* Artikel ini telah dibaca 572 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *