SEMARANG[Kampusnesia] – Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) akan memobilisir para admin grup Whats Aap (WA) di kalangan pengasuh dan pengurus pondok pesantren putri di tanah air, untuk ikut menghentikan penyebaran berita bohong (hoax) melalui silaturahmi atau kopi darat (kopdar) secara berkala.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur,an (PPTQ) Al Asy’ariyah Wonosobo Nyai Nurul Azizah mengatakan peredaran hoax didunia maya tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus ada upaya untuk menghentikan, atau setidaknya ada perlawanan dari kalangan umat Islam melalui cara yang sama , yakni cara-cara mereka yang di tempuh melalui dunia maya.
“Ini bukan berarti informasi hoax kita imbangi dengan informasi hoax juga. Tetapi sebaliknya kita bikin konten-konten yang meluruskan informasi-informasi bohong yang membajiri alat-alat komunikasi kita,” ujarnya seusai mengikuti Halaqah Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan pada Pendidikan Keagamaan Islam (Meneguhkan Gerakan Ulama Perempuan Dalam Pengarusutamaan Moderasi Islam), di Hotel Aston Iin Semarang, Kamis (28/3).
Menurutnya, langkah itu sudah ditempuh sejak beberapa bulan lalu. Para admin grup WA pengasuh pesantren putri yang didalamnya juga terdapat para kyai di daerah Wonosobo itu, setiap saat menginventarsasi dan mengidentifikasi konten-konten hoax yang berlalu lalang di dunia maya.
Jika ditemukan informasi atau isu yang dinilai janggal serta aneh para admin segera berkoordinasi untuk menyamakan visi dan pandangan seraya mengecek validitas informasi yang dinilai kontrorvesial atau diragukan kebenarannya.
Bahkan, lanjutnya, kalau perlu atau dirasa sangat mendesak para admin segera bertemu atau kopdar untuk menyamakan sikap. Cara ini dirasa sangat efektif untuk menghindari kesalahpahaman dan miskomunikasi diantara komunitas pesantren.
Karena sangat dirasakan manfaatnya, terutama dapat semakin mempererat silaturahmi, forum kopdar antar admin ulama perempuan semakin diminati oleh para ibu-ibu nyai di kawasan Jateng Selatan, sehingga jaringan antar adminnya semakin tambah luas.
Pada forum halaqah ini, dia menambahkan gerakan mobilisasi admin grup WA ulama perempuan yang sudah diimplementasikan di kawasan Jateng bagian selatan itu dapat dikembangkan lagi dalam skala yang lebih luas, regional bahkan nasional. Gagasan inipun akhirnya disepakati menjadi tindak lanjut program kerja KUPI secara nasional.
“Melalui upaya ini kami berharap jagad maya kita semakin bersih, kabar-kabar hoax yang semakin meresahkan masyarakat Indonesia bisa ditangkal bersama-sama, para ulama perempuan betrsama santri dan jamaahnya di Jateng selatan sudah memulainya,” ujarnya.
Menurutnya, kalau langkah ini diikuti oleh komunitas-komunitas lain, sudah dapat dipastikan peluang untuk memprovokasi masyarakat melalui berita –berita hoax yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab semakin sempit ruang geraknya, karena tidak direspon oleh masyarakat Indonesia. (smh)