JAKARTA[Kampusnesia] – PT Dafam Property Indonesia Tbk (DAFAM) segera melepas 400 juta lembar saham dengan harga Rp110-Rp120 per lembar melalui Initial Public Offering (IPO).
Perusahaan properti yang berbasis kantor pusat di Semarang itu, membutuhkan dana segar senilai Rp 48 miliar yang akan diperoleh melalui go public di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penawaran umum perdana saham.
Direktur Utama Dafam Billy Dahlan mengatakan selain penawaran umum perdana saham DAFAM, juga sekaligus diterbitkan 300 juta waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp138-Rp150 yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan 4:3, atau 4 saham baru berhak memperoleh 3 waran.
Masa penawaran umum saham Dafam dijadwalkan akan digelar pada 18-20 April 2018, kemudian saham segera dicatatkan pada BEI 27 April 2018. PT Sinarmas Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.
“Kami akan menfokuskan ke depan pada pengembangan sektor perhotelan dan bangunan komersial, hingga diharapkan Dafam mampu dapat mewujdkan sebagai perusahaan yang memiliki jaringan hotel terbanyak di Indonesia,” ujarnya di sela-sela due diligence meeting (pertemuan uji tuntas) dan public expose berkaitan dengan rencana penawaran umum saham perdana, akhir pekan lalu.
Dalam paparan publik dihadiri oleh Komisaris Utama Ferdinandus Soleh Dahlan, Komisaris Independen Santoso Widjoyo, Komisaris Junaidi Dahlan, Direktur Independen MM Soemarni, Direktur Utama Billy Dahlan, serta jajaran direksi Andhy Irawan, Wijaya Dahlan, dan Handoko Setijawan serta Associate Director PT Sinar Mas Sekuritas Datin Rashidah Mahadi.Menurut Billy, dana itu, hasil penawaran umum perdana saham setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan perseroan untuk sejumlah keperluan modal di antaranya 47,83% untuk pembelian tanah dan bangunan seluas 21.232 m2 di Kabupaten Batang, 17,39% untuk pembelian tanah dan bangunan kantor 253 m2 di Semarang dan 7,39% untuk pembelian tanah 645 m2 di Kota Semarang.
Selain itu, lanjutnya, 6,74% untuk peningkatan penyertaan modal pada entitas anak usaha PT Dafam Mambo International yang selanjutnya untuk penyertaan modal PT Hotel Cilacap Indah, sedangkan sisanya, 20,65% untuk modal kerja perseroan.
“Dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I, semua akan dipakai untuk pengembangan usaha,” tuturnya.
Sementara Andhy Irawan, CEO PT Dafam Hotel Management (DHM) salah satu anak usaha DAFAM optimis IPO akan menjadi daya tarik investor dalam bisnis pengelolaan hotel.
Ekspansi Dafam, dia menamabahkan tidak hanya menguatkan posisi sebagai operator hotel yang kokoh di dalam negeri, tetapi juga mengincar 10 negara dalam lima tahun ke depan, di antaranya bakal menggarap pasar hotel di Makkah, yang diproueksikan awal tahun depan sudah dapat dilaksanakan berkerja sama salah satu grup perusahaan di negara tersebut.
“Bahkan kini sudah dimatangkan pembicaraan dan penjajakan di negara Malaysia, Singapura, dan Thailand, karena banyak turis Indonesia di negara tetangga itu, termasuk juga Makkah yang merupakan pasar haji dan umrah sangat besar,” ujarnya.
Hingga saat ini jaringan hotel Dafam mencapai 24 hotel dan kini mulai merambah properti di sector perumahan residensial Jatayu Residence di Kota Pekalongan, Gaia Residence Kabupaten Batang dan Kota Semarang. Perseroan juga telah mengelola dan menyewakan gedung perkantoran. (rs)