SEMARANG[Kampusnesia] – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Tiongkok membantah keras informasi yang menyebutkan para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di berbagai perguruan tinggi dan sekolahan di negara Tiongkok mendapat materi kuliah/pelajaran tentang komunisme.
Bantahan itu dituangkan dalam surat resmi berkop Pengurus Cabang Istimewa NU Tiongkok dengan nomor surat 010/PCINUT/IV/2018 tanggal 1 April 2018 perihal Bantahan PCI NU Tiongkok atas berita harian Republika tanggal 1 April 2014 yang ditujukan kepada pemimpin redaksi harian Republika di Jakarta.
Surat kabar harian yang kelahirannya dibidani ICMI itu dalam pemberitaannya edisi 1 April 2018 menurunkan berita dengan judul “Di China Pelajar Indonesia Dapat Pelajaran Ideologi Komunis”.
“Atas pemberitaan ini PCINU Tiongkok merasa keberatan, diharapkan Republika menarik berita ini,” ujar pengurus PCINU Tiongkok melalui surat yang ditanda tangani H. Imron Rosyadi, MS.i (Rois Syuriyah). Su’udut Tasdiq SH.I ( Katib Syuriyah), Nur Widiyanto (Ketua Tanfidziyah) dan Jazuli Hanafi, SP.d ( Ketua Tanfidziyah).
Menurutnya, selama ini tidak ada materi kuliah atau pelajaran tentang ideologi komunisme yang diajarkan kepada mahasiswa/pelajar Indonesia yang sedang berburu ilmu di negeri tirai bambu itu.
Pemberitaan itu, lanjutnya, sangat mengusik dan mengganggu ketenangan mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang belajar di negera itu, khususnya dari kalangan warga NU. Apalagi pemberitaan itu diviralkan melalui media maya oleh pihak pihak tertentu.
H Agus Fathuddin Yusuf MA Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Semarang yang pernah mendalami ilmu jurnalistik di Nanchang Univercity Tiongkok mengatakan tidak benar pelajar Indonesia di negara Tiongkok diberi pelajaran ideologi komunisme.
“Tidak benar ajaran komunisme diajarkan, kami saat kuliah di Tiongkok tidak mendapatkan materi kuliah komunisme. Demikian juga pelajar sedang belajar di negera Tiongkok sekarang ini,” ujar Agus. (smh)