SEMARANG[Kampusnesia] – Sebanyak 36 mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang bakal mengikuti lomba resensi buku yang diselenggarakan oleh perpustakaan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).
Para peserta tersebut wajib mempresentasikan hasil resensi di hadapan juri untuk dipilih tiga orang terbaik.
“Lomba resensi ini sudah menjadi agenda rutin kami, sebagai upaya untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang rajin membaca untuk mengungkapkan pandangannya tentang buku-buku yang mereka baca,” ujar Kepala UPT Perpustakaan UPGRIS Ambarini Asriningsari di sela-sela acara, Rabu (4/4).
Menurutnya, jika melihat jumlah peserta termasuk cukup menggembirakan meski saat ini minat membaca cenderung menurun. Bahkan mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan bermain gadget atau gawai.
“Kami mengharapkan ke depan jumlah peserta akan terus bertambah banyak,” tuturnya.
Muhajir Arrosyid, salah seorang juri mengatakan resensi-resensi yang ditulis peserta sebagian besar mengupas buku-buku novel, hingga membuktikan bahwa mahasiswa gemar membaca karya fiksi, meskipun novel-novel yang diulas juga bersinggungan dengan sejarah, politik, dan kebudayaan.
Menurutnya, keseluruhan peserta cukup serius mempresentasikan resensinya. Namun, ada beberapa catatan khusus, di antaranya peserta masih sering terjebak meresensi dengan berpanjang-lebar mengisahkan ulang.
“Jadi saya masih kerap menyaksikan presentasi dari peserta yang lebih mengisahkan ulang buku yang dibacanya, atau cerita yang baru saja diselesaikannya. Bukan berpanjang-lebar mengupas isi dari bukunya,” ujar Muhajir yang juga seorang cerpenis ini.
Sementara itu, dari hasi penilaian juri yang terdiri Harjito, Muhajir Arrosyid dan Setia Naka Andrian terpilih sebagai pemenang yakni juara 1, Nurul Isnaeni Putri, Juara 2 Khatim Laela dan juara 3 Tyas Pitaloka. Ketiganyamahasiswa dari UPGRIS.
Selain lomba menulis resensi, Perpustakaan UPGRIS juga menyelenggarakan pemilihan bintang perpustakaan, sebagai upaya untuk mengapresiasi bagi mahasiswa yang sering mengunjungi perpustakaan.
“Peserta pemilihan bintang perpustakaan ini tidak hanya dinilai dari seberapa banyak mengunjungi perpustakaan semata, namun juga ada wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggali informasi dan pengetahuan,” tuturnya. (rs)