SALATIGA[Kampusnesia] – Benih kerukunan antar umat beragama di Indonesia harus disemai sejak dini, agar persatuan bangsa Indonesia tetap bisa dipertahankan dan kokoh, kendati kebhinekaan masih diterpa berbagai ancaman.
Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Tengah ( FKUB Jateng) Drs H Taslim Sahlan M.Si mengatakan adanya berbagai perbedaan yang ada di bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah berlangsung sejak lama, namun perbedaan itu tidak menjadi penghalang untuk tetap bersatu, tetapi sebaliknya justru menjadi perekat persatuan bangsa hingga kini.
“Bahkan diharapkan akan terus berkangsung sepanjang masa, NKRI ini amanat para leluhur yang harus dipertahankan terus,” ujar Taslim dalam Dialog Menyemai Kedewasaan Beragama Bagi Generasi Muda yang diselenggarakan Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama ( Gema FKUB) Jateng di Salatiga, Kamis (5/4).
Menurutnya, adanya Indonesia sebagai sebuah negeri yang dicita-citakan oleh leluhur itu, karena diawali dengan adanya berbagai macam perbedaan, termasuk perbedaan agama yang dipeluk. Keniscayaan itu dihadapi dengan sikap saling menghormati, tolong menolong dan bersama-sama menjaga ketentraman dalam sebuah kehidupan bersama.
Meski selalu bersama, lanjutnya, masing-masing tidak saling intervensi dan mengusik dalam persoalan-persoalan internalnya, terutama persoalan internal agama-agama yang dipeluk oleh mereka. Kondisi ini sungguh indah sekali dan tidak terasa telah mendorong bangsa Indonesia semakin dewasa dalam menghadapi dan mensikapi berbagai perbedaan.
Bahkan, dia menambahkan agar semakin dewasa, pemahaman tentang kerukunan antar umat beragama harus dikenalkan dan disosialisasikan sejak dini, sebagai upaya pada saatnya mendatang, ketika anak-anak Indonesia yang saat ini masih berusia dini hingga remaja dam mengelola negara ini tidak terkejut dan kaget, karena sudah terbiasa dan terlatih dengan adanya perbedaan di tengah kebersamaan.
Dia menuturkan kedewasaan dalam beragama dan berbangsa menjadi pemantik penting dalam mewujudkan ekspresi keagamaan yang inklusif, toleran dan ramah dengan peradaban. Agama di Indonesia harus mengakar dengan lokus budaya dan perdaban lokal yang didalam Islam disimbulkan dengan semangat beragama yang rahmatan lil aalamiin.
“Melalui kegiatan ini kami berharap agar Gema FKUB Jateng dapat menjadi jembatan atau katalisator antara umat beragamam sehingga dapat menjadi sebuah potensi yang dapat digerakaan bersama-sama untuk meredam ancaman perpecahan bangsa Indonesia,” tutur Taslim. (smh)