SEMARANG[Kampusnesia] – Pembangunan ruas tol Semarang-Demak akan direalisasikan sebelum Lebaran mendatang dan dimulai paling lambat Akhir Mei hingga mengalami percepatan dari jadwal yang rencana awal pada Agustus 2018.
Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto menggatakan pembangunan ruas tol Semarang-Demak sepanjang 24 Km itu dipercepat realisasinya dan diproyeksikan dapat selesai dalam jangka satu tahun.
“Realisasi pembangunan rus tol pantura itu diharapkan bisa ditandai dengan peletakan batu pertama sebelum Lebaran mendatang, mengingata tol Semarang-Demak, masuk proyek strategis nasional yang harus sudah beroperasi pada 2019 mendatang,” ujarnya usai audiensi dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi di Balai Kota, Jumat (6/4).
Menurutnya, konsep tol Semarang-Demak disatukan dengan sistem pengendalian banjir sebagai tanggul laut (sabuk pantai), hingga diharapkan tidak hanya mengurai masalah kemacetan, tetapi juga mengatasi banjir dan rob yang selama ini terjadi di wilayah itu.
Ruas tol dipinggir pantai itu, lanjutnya, akan menelan investasi sekitar Rp17,5 triliun, termasuk untuk biaya pembebasan lahan yang akan membutuhkan dana sebesar Rp6,5 triliun, sedangkan selebihnya Rp11 trilun untuk pembangunan fisik tanggul tol sepanajng 24 Km.
Penetapan lokasi (penlok) telah disetujui oleh Kementerian Agraria-Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Pembangunan tol juga disepakati di sisi pantai dan menjadi tanggul penahan air laut.
“Kami juga berkoordinasi dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), bisa tidak langsung mendanai pembebasan. Pada 2018, kami berharap sudah mulai pengerjaan fisik yang menbutihkan kerja keras,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan kewajiban Pemkot dalam proyek Tol Semarang-Demak, hanya pada perubahan peruntukkan lahan di sekitar tol, perubahan tata ruang juga akan dilakukan untuk percepatan pembangunan.
Dari hasil pertemuan dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, menurutnya, pembangunan rencananya dilakukan dalam waktu dekat dan tahun ini segera diadakan lelang.
“Nilainya untuk pembebasan sekitar Rp6,5 triliun, sementara nilai biaya pembangunan fisiknya Rp11,5 triliun hingga total kebutuhan daa investasi sekitar Rp17-18 triliun untuk jalur tol Semarang-Demak sepanjang 24 Km itu,” ujar Hendi panggilan akrab Hendrar Prihadi itu.
Dari Pemkot Semarang, dia menambahkan diminta menyiapkan regulasi penyesuaian tata ruang, kemudian melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembebasan lahan tersebut.
Dia mencontohkan jika terdapat tambak seluas 250 hektare yang diubah menjadi kolam retensi. Begitu juga dari tambak diubah menjadi perumahan. Pada dasarnya, jika dibangun tanggul tol bakal bermunculan lahan-lahan baru. Bahkan penyesuaian pun harus dilakukan,” tuturnya.
Pembangunan proyek infrastruktur itu membutuhkan lahan seluas 1.887.000 m2 dengan pekerjaan akan dibagi menjadi dua seksi untuk Seksi I di wilayah Kota Semarang dan Seksi di II Kabupaten Demak.
Hendi optimistis pembangunan ruas tol Semarang-Demak itu bakal mendorong dan mendongkrak perekonomian daerah, karena akan banyak investor yang semakin berminat melakukan investasi untuk pendirian berbagai sector industri.
“Dalam Pembangunan infrastruktur Pemerintah melakukan orientasi yang mempunyai dampak manfaat secara massif bagi masyarakat terutama pertumbuhan ekonomi di wilayah lintasan tol. Banjirnya hilang, potensi sektor ekonomi tumuh, termasuk wisata berkembang, nelayan ekonominya tumbuh dan sector lainnnya,” ujar Hendi. (rs)