SEMARANG[Kampusnesia] – Universitas Negeri Semarang (UNNES) Program Studi (Prodi) Politik menggelar International Symposium on Indonesian Politics, dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi Indonesia.
Simposium yang dipandu Wawan Sobari Pakar Demokrasi Universitas Brawijaya dan Bambang Sumintono Pakar Metode Kuantitatif Universitas Malaya itu digelar di Padepokan Karakter, FIS, UNNES selama dua hari mulai Jumat (6/4) hingga berakhir Sabtu (7/4).
Cahya Seftyono penyelenggara Simposium itu mengatakan kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak ada pemungutan alias gratis. Bahkan sudag terdapat 20 penyaji se-Indonesia yang dijadwalkan bakal menyajikan artikelnya.
Menurutnya di hari pertama 10 penyaji akan memaparkan terkait politik etnis lokal, money politic, kuasa bahasa politik, hingga pemenuhan hak-hak politik warga negara. Simposium hari pertama ditutup dengan review artikel oleh Wawan Sobari yang menyoroti demokrasi Indonesia masih minim akurasi.
Berbagai lembaga survei menyoroti tingkat kepuasan masyarakat terhadap demokrasi Indonesia masih di bawah 30%.
Sementara pada hari kedua Bambang Sumintono akan menelaah metode penelitian kuantitatif menggunakan Rasch Model dan akan memberikan kursus singkat terkait penelitian kuantitatif dan desain riset kuantitatif. Peserta juga akan mendapatkan praktik simulasi penggunaan rasch model.
Selain itu, sebanyak 10 pemateri akan memaparkan artikelnya terkait politik alternatif dan ekspansi agama dalam demokrasi di Indonesia.
Penyaji itu berasal dari enam negara mepliputi Australia, Amerika Serikat, Jerman, Taiwan, Malaysia dan beberapa peneliti dari Indonesia, di antaranya dari Universitas of Quessland, Northwestern University, Heidelberg University, Tamkang University, University Malaya, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan universitas terkemuka lainnya. (rs)
