SEMARANG[Kampusnesia] – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mulai berlangsung di hari pertama untuk tingkat SMA di wilayah Jateng dan berjalan baik, lancar tanpa kendala yang berarti.
Plt Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko melakukan pantauan terhadap jalannya UNBK di SMA N 9 Semarang, Senin (9/4), bahkan melihat pelaksanaannya berjalan lancar hingga merasa cukup puas.
“Saya melihat jalannya ujian hari pertama ini cukup bagus, semua perlengkapan komputer tidak ada masalah dan diharapkan bisa berlangsung baik hingga berakhir ujian nasional itu,” ujarnya usai meninjau pelaksanaan hari pertama UNBK di beberapa sekolah, yakni SMA Negeri 9, SMA Negeri 4 Semarang, dan SMA Islam Hidayatullah Semarang.
Menurutnya, pelaksanaan UNBK secara umum di Jawa Tengah sudah baik, meski hanya sebagian kecil sekolah yang belum bisa menggunakan computer, akibat keterbatasan fasilitas.
“Saat ini jumlah SMA yang belum menggunakan komputer relative kecil hanya 1,26%, sedangkan untuk SMK sudah 100% menggunakan komputer,” tuturnya.
Heru juga berpesan kepada semua sekolah tingkat atas, agar semua sekolah tidak mempersulit siswa yang mengikuti ujian, karena terkendala komputer.
“Kalau sarana sudah baik ujian berbasis komputer itu bagus, namun jika sarana belum lengkap, ujian harus tetap terlaksana yang pada akhirnya ke depan sarana akan lengkap ,” ujarnya.
Pelaksanaan UNBK tingkat SMA berlangsung mulai 9 April dan berakhir 12 April.
Heru mengataka tidak memaksakan sekolah yang memang belum siap untuk menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
“Kalau sekolah menengah kejuruan (SMK) sudah 100% UNBK, tetapi sekolah menengah atas (SMA) tinggal 1% lebih sedikit yang belum UNBK,” ujarnya
Menurutnya, kepada sekolah yang belum bisa menyelenggarakan UNBK tahun ini tidak perlu berkecil hati, tetapi secara prinsip mereka harus tetap melaksanakan ujian nasional.
“Untuk UNBK 100% bagi SMA tahun depan, kami tidak targetkan, tetapi usahakan bisa 100%. Bagi yang belum bisa, prinsipnya mereka, ya, harus tetap ujian,” tuturnya.
Pada prinsipnya, dia menambahkan kelengkapan sarana prasarana di sekolah, khususnya perangkat komputer dan jaringan akan dilengkapi secara bertahap bagi sekolah yang belum bisa melaksanakan UNBK.
“Bagi yang belum memiliki komputer, sementara ini bisa bergantian dengan sekolah lain supaya UNBK bisa dilaksanakan, hingga dihatrapkan semua SMA dapat melaksanakan UNBK serta berjalan lancar” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Gatot Bambang Hastowo menyebutkan ada 19 sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
“Dari 35 Kabupaten/Kota di Jateng, masih terdapat 19 sekolah yang belum bisa melaksanakan UNBK di empat kabupaten meliputi Kabupaten Semarang, Demak, Purworejo, dan Kabupaten Tegal,” tutur Gatot.
Menurutnya, di Kabupaten Semarang terdapat 161 siswa di enam sekolah, Kabupaten Demak ada 529 siswa di tujuh sekolah, Kabupaten Tegal ada satu siswa di satu sekolah dan Kabupaten Purworejo 347 siswa di lima sekolah.
Semula terdapat 25 sekolah yang belum bisa UNBK, tetapi Disdikbud terus berupaya mendorong agar mereka tetap bisa UNBK, sehingga jumlahnya berkurang menjadi 19 sekolah.
Jumlah siswa, lanjutnya, yang melaksanakan UNKP di 19 sekolah itu, mencapai sebanyak 1.038 siswa, karena memang belum siap, baik secara sarana maupun kendala jarak dengan sekolah lainnya.
Sekolah tidak diwajibkan memiliki perangkat komputer sendiri, melainkan bisa meminjam ke sekolah lain yang terdekat agar memudahkan pelaksanaan UNBK.
“Kendala pertama, sekolah memang belum miliki komputer dan jauhnya jarak dari sekolah lain yang bisa ditempati untuk UNBK. Jadi, kami tidak izinkan mereka melaksanakan UNBK,” ujarnya. (rs)