SEMARANG[Kampusnesia] – Pertarungan antara Ir Joko Widodo berhadapan dengan Prabowo Subiyanto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 hampir dapat dipastikan akan terulang kembali dalam pesta demokrasi 2019, setelah Partai Gerindra secara resmi mencalonkan mantan Pangkostrad itu sebagai Capres dalam Pilpres tahun depan.
Ketua Umum DPP PPP Ir H Rommahurmuzy MT mengapresiasi keputusan Prabowo yang menyatakan kesediannya untuk dicalonkan secagai Capres, di forum Rakernas Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
“Sikap pak Prabowo itu mengakhiri analisis spekulatif yang menyatakan Pak Jokowi akan berhadapan dengan kotak kosong dalam Pilpres mendatang,” ujar Gus Rommy disela berlangsungnya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP, di Hotel Patra Semarang Jum’at (13/4).
Selain itu, lanjutnya, juga memupuskan spekulasi akan munculnya poros ketiga, karena hingga kini tinggal empat parpol yang belum bersikap dalam menghadapi Pilpres meliputi Partai Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN.
Menurutnya, pertarungan head to head itu diperkirakan akan berlangsung seru dan dinamis, diharapkan kompetisi antara keduanya tidak menimbulkan implikasi negatif. Keduanya semestinya bisa sportif alias siap menang dan siap kalah.
Dengan sama-sama menjunjung tinggi sportifitas yang diharapkan akan meningkatkan kualitas demokrasi di era pasca reformasi.
Kepada semua pihak, lanjutnya, baik para pendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo hendaknya dalam upayanya untuk memenangkan kandidat yang dibelanya menghormati nilai-nilai sportifitas, tidak mengumbar ujaran kebencian, saling lempar kabar hoax, melakukan kampanye hitam dan sebagainya.
Karena, tutur Gus Romy, bangsa Indonesia sudah sangat lelah karena hampir disepanjang waktu diombang-ambingkan isu hoax dan kampanye hitam. Jika perilaku seperti ini dibiarkan terus maka akan memicu disintegrasi bangsa.
Namun, Gus Rommy optimis perilaku-perilaku negatif oleh sebagian kalangan bangsa Indonesia di ranah politik praktis akan semakin membaik. Ujaran kebencian dan berita hoax mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
“Mereka butuh informasi atau pemberitaan yang aktual dan dinamis. Oleh karena itu kami menghimbau agar dinamisasinya tidak sampai memunculkan persaingan yang tidak sehat dengan cara dan alasan apapun,” tuturnya. (smh)